M U K A D D I M A H : Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wata'ala. Kami memujinya, memohon pertolongan ampunan-Nya. Kami berlindung dari keburukan amal kami. Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa Dia sesatkan, maka takada yang mampu memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tak ada Rabb yang berhak diibadahi selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya
Sabtu, 27 Agustus 2011
Awal Kehancuran
Jika sang Pencipta mememerintahkan untuk membalikkan semesta
Mengakhiri kehidupan pertama ini
Ia memerintahkan peniup sangkakala
Untuk kehancuran semesta
Tiupan sangkakala melepaskan segala yang mengikat
Terlepaslah segala hal yang mengikat diantara bnagian bagian semesta
Bumi bergetar dan berguncang keras
Gunung-gunung menumpahkan isi perutnya
Menjadi kapas- kapas yang berhamburan
Langit meledak dengan keras
Rusaklah seluruh aturan
Bintang-bintang pecah dan matahari gelap gulita
Hilanglah seluruh cahaya
Isi semesta kehilangan eksistensinya
Luluhlah semua komposisi langit
Peredaran isi langit berantakan
Bagaikan tembaga yang luluh sempurna
Alam menjadi kabut dan asap
Sebagaimana sebelum keberadaan bumi diciptakan sang Khalik
Sebagai awal kehancuran alam semesta
( Dipetik dari Tamasya ke Negeri Akhirat oleh Syaikh Mahmud al-Mishri )
27 Agustus 2011/ramadhan 1432
Jumat, 26 Agustus 2011
" D U S T A "
Katanya beriman kepada Allah Yang Maha Tunggal
Tidak ada Ilah selain Dia
Dia Yang Maha berkuasa tidak tertandingi
Tapi kenapa didustakan
Melarungkan sesajen di laut
Mempersembahkan ritual pesta bumi
Menyembelih hewan untuk selain Dia
Kita percaya selain Dia masih ada Ilah-ilah lain
Sungguh ternyata masih ada dusta
Katanya beriman kepada malaikat
Namun ingkar akan dua pencatat kebaikan dan keburukan
Tidak pernah malu berbuat kedzaliman dan kemaksiatan
Tidak pernah merasa takut akan pertanyaan Munkar dan Nakir
Tidak pernah malu kepada malaikat yang selalu bertasybih
Katanya beriman kepada Kitab-kitab Allah
Namun al-Qur’an tidak dijadikan pelita hati
Ayat-ayat al-Qur’an dibacakan untuk yang mati
Kitabullah hanya sebagai lantunan musabaqah
Katanya beriman kepada para Rasul
Muhammad Rasul-Nya terakhir
Diicintai sepenuh hati
Tapi sunnahnya diabaikan dan diingkari
Bid’ah dijadikan kebanggaan dibela sepenuh hati
Teladan Rasul diterlantarkan dan ditinggalkan
Katanya beriman kepada hari akhir
Percaya akan hari perhitungan
Percaya adanya hidup abadi sesudah kematian
Percaya akan keberadaan surga dan neraka
Namun selalu bergaul dengan perbuatan maksiat
Larangan dijadikan sahabat
Perintah wajib dilupakan
Katanya beriman kepada takdir
Kehendak-Nya pasti terjadi
Keputusan-Nya pasti terealisasi
Tapi ketetapan-Nya diingkari
Rezeki dari-Nya tidak disyukuri
Minggu terakhir Ramadhan 1432
( by: musni japrie )
Rabu, 24 Agustus 2011
RINDU UNTUK IBU
By : Musni Japrie
Ibu.......
Ketika rinduku padamu menggayut di hati
Kubuka jendela kenangan
Di figura terpampang seraut wajah milikmu
Senyum di sudut bibirmu menyembunyikan kelelahan yang menderamu
Bertahan dalam pahitnya jalan yang ditempuh
Ibu engkau bagaikan karang ditepi pantai yang tegar akan hempasan
gelombang
Engkau bagaikan burung terbang pagi mencari rezeki
Pulang sore menyuapkan makanan bagi anak kesayangan
Engkau panggul beban seorang diri
Bermandikan keringat dibawah terik sengatan mentari
Berbasah-basah oleh tetesan hujan ditengah-tengah badai
Engkau tumpahkan segalanya untuk aku anakmu
Malam dingin engkau selimuti aku dengan kehangatan cintamu
Tidak ada linangan air mata dan desah-desah kepahitan
Senyum di sudut bibirmu gambaran keikhlasanmu
Kegembiraan terpampang diwajahmu melihat aku anakmu ceria
Ibuku ………….
Ketika kerinduan akan masa kecilku menyeruak
Setetes embun disudut mataku menggenang
Aku ingat akan engkau ibuku
Betapa pahit jalan yang engkau lalui untukku
Penyesalan diri menghantui perasaan
Tak satupun yang kulakukan untukmu
Meskipun engkau tak pernah meminta balas
Hanya doa yang selalu terucap
Ya Rahman …… ampunilah dia ibuku
kasihanilah dia ibuku
Sebagaimana dia telah mengasihaniku sewaktu kecil
Ujung Kota Tepian , 5 Romadhan 1432 H
A L - W A H H A B
Allah Subbhanaa wa ta’ala yang Maha Pemberi Karunia-Nya yang Agung
Maha Pemberi segala nikmat –nya
Maha melimpahkan pemberian-Nya kepada para hamba-Nya
Betapa Banyak , betapa luas dan betapa beragam anugerah serta pemberian-Nya
Ditangan-Nya lah perbendaharaan segala sesuatu
Kerajaan langit dan bumi serta keberlangsungan segala urusan
Dia Maha mengatur segala sesuatu sesuai dengan kehendaknya
Apa yang Dia kehendaki pasti terjadi
Dan apa yang tidak Dia kehendaki pasti tidak akan terjadi
Dia akan memberi siapa yang dikehendaki
Dan tidak memberi kepada yang Dia kehendaki
Tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Dia berikan
Dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang Dia berikan
Allah aja wajjala menganugerahkan apa saja yang Dia kehendaki
Kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Karunia serta anugerahnya terus berlanjut tanpa putus
Allah mencurahkan pemberian-Nya sebelum diminta
Pemberiannya sejak makhluk dalam kandungan hingga ajal tiba.
Kasih sayang adalah rahmat anugerah-Nya
Siapa-siapa mendapatkan rahmat-Nya niscaya akan memperoleh
Kebahagian di dunia dan diakhirat.
Samarinda, 12 Romadhan 1432
(Kutipan dari Majalah As-Sunnah Noi.04-05 tahun xv
AL-MAJIID (YANG MAHA MULIA )
Bagi-Nya pujian yang agung
Seluruh sifat-Nya sangat agung kedudukannya
Dia Yang Maha Mulia dan terpuji karena Dia-lah yang Maha Mengetahui
Yang sempurna ilmu-Nya
Dia-lah yang Maha Mulia dan Terpuji karena Dia Yang Maha Penyayang
Rahmat-Nya meliputi segala sesuatu
Dia Yang Maha Mulia dan terpuji karena Dia Al-Qadir Yang Maha Kuasa
Tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan –Nya
Dia Yang Maha Mulia karena Dia adalah Al-Haliim Yang Maha Penyantun
Yang sempurna dalam penyantunan-Nya
Dia Yang Maha Mulia karena Dia adalah Al-Hakiim Yang Maha Bijaksana
Yang sempuna dalam kebijaksanaan-Nya
Dia Yang Maha Mulia karena tidak ada sedikitpun kekurangan sifat-sifat-Nya
( Sumber : Syarah ASMA’-UL HUSNA oleh DR. Said bin “ali bin Wahf al-Qahthani )
Sabtu, 20 Agustus 2011
A N A K K U
by : Musni Japrie
Anakku kalian buah cinta
Titipan dari sang Pencipta
Nikmat tak terkira kalian terlahir dalam islam
Kalian kertas putih yang diatasnya dilukiskan iman
Bukan majusi, yahudi atau Nasrani
Kalian akan menghalangi jalan kami kesurga
Bila tidak menyalakan cahaya imam di hati kalian
Anakku……..
Jagalah Sang Khalik
Niscaya Dia akan menjagamu
Dia telah penuhi hak-hak kalian
Penuhilah hak-hak-Nya oleh kalian
Ta’ati Dia, jangan kalian durhakai Dia
Syukuri Dia tapi jangan kalian kufuri
Amalkan syari’atnya dan jangan kau abaikan perintah-Nya
Jangan kau coba kau dekati Larangan-Nya, jauhi sejauh-jauhnya
Takutlah kalian kepada-Nya
Jangan kalian sombong, karena kalian berjalan diatas bumi-Nya
Anakku kalian buah cinta
Jadilah kalian menjadi perindu Wajah-Nya
Rendahkan diri kalian di hadapan-Nya
Sujudlah kalian ditelapak kaki-Nya
Kalian adalah hamba-hamba-N ya yang duafa
Telusuri jalan-Nya
Jangan ikuti jalannya syaitan
Abaikan ajakan hawa nafsu
Karena hawa nafsu berselaputkan kenikmatan yang menipu
Jalan kepada-Nya terselubung kepahitan
Syaitan dengan sekutunya menjadikan dosa semanis gula, seindah pelangi
Cinta dibuatnya pahit, sepahit empedu
Neraka dihiasinya dengan kenikmatan
Surga dihiasi dengan derita
Janganlah kalian tertipu olehnya
Tepian Mahakam, 21 Ramadhan 1432 H
AL-AZHIIM ( YANG MAHA AGUNG )
Dirangkai oleh : Musni Japrie
Allah Yang Mahaagung
Milik-Nya semua sifat dan makna yang mengharuskan keagungan-Nya
Tidak ada yang bisa memuji-Nya sebagaimana mestinya
Tidak ada yang mampu menghabiskan pujian kepada-Nya
Dia memuji diri-Nya melebihi segala pujian dari hamba-Nya
Dia bersifat dengan segala sifat kesempurnaan
Milik-Nya kesempurnaan yang paling sempurna
Tidak ada seorang makhluk pun yang berhak dibesarkan
Sebagaimana Dia dibesarkan
Hak Dia untuk dibesarkan semua hamba
Setiap hamba bersungguh-sungguh mengenal-Nya
Mencintai-Nya dan menghinakan diri dihadapan-Nya
Setiap hamba bersifat lemah dihadapan- Nya
Tunduk bagi kebesaran-Nya dan takut kepada-Nya
Dengan lisan memuji-Nya
Bersyukur dengan anggota tubuh dan beribadah kepada-Nya
Dia ditakuti karena kebesaran-Nya dengan sebenar-benar takwa
Dia ditaati, tidak didurhakai
Diingat dan tidak dilupakan
Disyukuri tidak dikufuri
Meninggalkan yang diharamkan-Nya
Mengamalkan yang disyari’atkan-Nya
( Sumber: Kitab syarah Asma’ul Husna oleh Dr.Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani )
Samarinda, Minggu ke III Ramadhan 1432 H
Kamis, 18 Agustus 2011
" WAHAI DIRI "
By : Musni Japrie
Celakah engkau wahai diri
Bila engkau tidak sadar bahwa rembang petang semakin mendekat
Temaram senja akan menjelang
Sisa hari-hari mu semakin sedikit
Engkau masih asyik dengan senda gurau dan gelak tawa
Bermain dalam panggung sandiwara dunia yang gemerlapan
Melalaikan engkau dari perjalanan panjang dalam keabadian
Celakalah engkau wahai diri
Engkau abaikan tanda-tanda zaman
Rambut hitam legam telah memutih
Ketampanan dan kecantikan memudar
Kulit-kulit tubuh kering mengeriput
Utusan akan datang menjemput
Tidakkah kau bercermin banyak sudah yang diusung ke liang lahat
Celaka engkau wahai diri
Bila engkau tidak segera merubah arah kemudi
Jurang dalam di depanmu menanti
Bila air matamu tidak menetes untuk penyesalan
Kelak engkau akan menangis berkepanjangan
Tak akan kuat tubuhmu kelak menanggung siksa
Jangan kau turutkan ajakan hawa nafsu
Mendapatkan nikmat sesaat
Namun penyesalan tak henti berkepanjangan
Wahai diri……
Bersegeralah membasuh dirimu dengan air taubat
Bersungkurlah dihadapan Khalikmu
Sesungguhnya hanya taubat yang menyelamatkanmu
Rabb yang pengampun menerima taubat setiap insan
Sebelum ajal menjemput
Jln.Jakarta BB-12, minggu ke III Ramadhan 1432
Selasa, 16 Agustus 2011
" M U Q A D D I M A H '
Segala puji bagi-Mu, Tuhanku
Seluruh sanjungan hanya layak aku tujukan kepada-Mu, wahai Yang Maha Mulia
Segenap penghargaan, sampai kapan pun, hanya pantas aku sematkan kepada-Mu Wahai Yang Maha agung
Cinta sejati dan murni aku labuhkan kepada-Mu, wahai Yang Maha Lembut
Shalat dan ibadahku yang lainnya hanya aku persembahkan kepada-Mu
Bahkan, hidup dan matiku pun aku serahkan kepada-Mu, wahai yang Maha Hidup dan maha Berdiri Sendiri
Zikir,doa dan syukur ku panjatkan kepada-Mu, wahai Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah
Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Engkau, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalalahua’laihi wa sallam adalah hamba yang menjadi Rasul-Mu
Aku bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhan Yang Maha Satu dalam Zat-Mu, nama-nama-Mu, sifat-sifat-Mu dan
Tindakan-tindakan –Mu
Tiada Tuhan selain Engkau
Aku pun bersaksi Engkaulah yang berhak disembah, wajib dita’ati, layak diingat dan disyukuri, pantas dipatuhi,
Dicintai, diagungkan, disucikan, dipintai dan dijadikan tujuan.
Maha Suci Engkau dari segala macam sekutu, teman, saingan dan penyerupaan
Engkau Maha Esa, tempat melabuhkan permintaan
Tidak beranak dan tidak diperanakkan
Serta tidak ada sesuatupun yang setara dengan-Mu
Senin, 15 Agustus 2011
A D I N D A K U
By : Musni Japrie
Adindaku sayang
Engkau mentari pagi yang datang menjelang
Menyunggingkan sejum lembut merasuk kalbu
Meneteskan embun penyejuk jiwa
Membelai rasa terhanyut rindu
Adindaku sayang
Engkau mentari pagi datang menyingkap tirai
Mengajak bercanda dalam desahan nafas asmara
Terbuai berdua dalam nada-nada berahi
Bergayut diantara kuntum-kuntum bunga
Adindaku sayang
Engkau adalah rembulan yang datang dikala purnama
Bagaikan dewi malam yang lagi kasmaran
Berselendangkan gemerlap bintang
Diarak kerlip cahaya kunang-kunang senja
Engkau pagut aku dengan hangatnya cinta
Adindaku sayang
Engkau juita malam yang datang bersuluh bintang
Dibawa hembusan angin lembut membawa wewangian
Kubisikkan nyanyi rangkulah aku dalam mimpi indahmu
Selimuti aku dengan kasihmu
Buailah aku dengan kelembutan jiwamu hingga fajar terbentang
Adindaku sayang
Akankah mimpi indah ini berlabuh dipelabuhan terakhir
Meski senja mulai memerah tembaga
Ataukah dedaunan akan gugur berserakan dihembus angin selatan
Terhempas dalam sepi dan nestafa yang tidak berujung.
Tepian Mahakam, Agustus 2011
KUKETUK PINTU-MU
By : Musni Japrie
Tuhan………
Tertatih-tatih hamba datang mengetuk pintu-Mu
Terseok lelah membawa membawa beban tak perpikulkan
Setumpuk dosa segunung maksiat
Yang hamba kumpulkan dalam perjalanan ini
Tuhan……….
Hamba yang daif ini bergelimang lumpur hitam dunia
Berjalan dengan kesombongan diri
Mempertontonkan kepada manusia rasa ujub diri hamba
Bersemayam dalam kalbu penyakit jiwa hasad,iri dan dengki
Tuhan………
Hamba datang didepan pintu-Mu
Teteskan dalam sanubari hamba embun belas kasih-Mu
Berilah lentera di kalbu hamba penerang ke jalan-Mu
Rangkullah hamba dengan ampunan dan maaf-Mu
Tuhan………..
Mentari telah lama berangkat menuju rembang petang
Desahan nafas tersentak-sentak
Terimalah permohan ampun hamba
Selagi matahari matahari masih diufuk timur
Curahkanlah magfirah-Mu
Tuhan ......
Terimalah hamba dengan segala seluruh kecintaan-Mu
Tempatkanlah hamba di surgamu yang penuh kenikmatan
Jauhkan dan jangan dekatkan hamba dari siksa-Mu
Yang tak sanggup hamba menanggungnya
Di Ujung Kampung , Pertengahan Ramadhan 1432 H
Selamat Jalan Kekasih
By : Musni Japrie
Rembang petang menjemput senja
B ayang-bayang terhapus sudah
Selendang pelangi dikaki langit melepas petang
Rerumputan di padang hijau berkerudung malam
Tirai panggung telah diturunkan
Usailah sudah cerita panjang perjalanan
Dentangan tangga nada melengking tinggi memutuskan dawai cinta
Pupuslah symponi rindu dua anak manusia
Engkau kayuh biduk barumu mengalir kemuara
Berlayar menuju pelabuhan tambatan dibalik senja
Meninggalkan jejak buih mengapung di laut lepas
Selamat jalan kekasih kubisikkan sendu
Minggu, 14 Agustus 2011
CINTAKU ENGKAU SEGALA-GALA NYA
By : Musni Japrie
Cintaku Engkaulah segala-galanya
Aku reguk habis nikmat tak terhitung dari-Mu
Engkau hamparkan apa yang aku minta
Engkau berikan kehangatan cinta dengan siraman mentari pagi
Engkau buai aku dengan selimut malam dalam tidurku
Engkau lukis keindahan rembang petang dengan untaian pelangi
Tetapi semuanya terabaikan dariku
Lirikan rindu dunia dan lambaian tangan-tangan nafsu berahi
Kemilau gemerlap harta dan nyanyian bisikan syaitan
Membuat aku tergoda dan jatuh terlena dibuai mimpi fatomargana
Aku berlari meninggalkan cinta-Mu
Mengejar cinta dengan janji-janji kosong
Melalaikan aku dari cinta-Mu
Aku telah berbagi cinta dengan selain Engkau
Wahai yang Maha Segala-galanya
Engkau tak pernah tinggalkan aku dari cinta-Mu
Engkau bisikkan kembali rindu-Mu
Terbangun aku dari tidur dan mimpi yang melalaikan
Wahai yang mempunyai rindu
Hidupkan kembali lentera hati yang telah memadam
Rangkul aku kembali dalam hariban-Mu
Bangkitkan gairahku untuk bercinta dengan-Mu
Gelitiklah kalbuku dengan rindu kepada-Mu
Dalam fajar, siang, rembang petang, temaram senja dan gelapnya malam
Utuhkan cintaku hanya untuk-Mu
Tolonglah aku untuk tidak lalai dari-Mu wahai yang kucinta.
Tepian Mahakam, media Agustus 2011
Kamis, 11 Agustus 2011
WAHAI KEKASIH
By : Musni japrie
Wahai kekasihku
Kulantunkan nada cintaku untukmu
Nada cinta yang penuh kerinduan untuk memelukmu
Rindu yang tak bertepi bergelayut dalam hayalku
Wahai yang tersayang
Dimatamu kulihat ada bayang-bayang
Anganku merengkuhmu dalam terawang
Tergoda aku akan candamu diantara bintang-bintang
Wahai adinda
Engkau bunga hati berhiaskan kemala cinta
Engkau balut rindumu dalam bisikan senja
Bagaikan burung kenari menari ria
Selasa, 09 Agustus 2011
MENGIKUTI JEJAK RASUL
BY : Musni Japrie
Terpahat di dinding kalbu setiap insan mu’min
Ungkapan kata sang pemberi teladan
Kuwariskan dua pusaka tak ternilai
Kitabullah dan as-sunnah
Tali pengikat agar kalian tidak salah memilih
Jalan menuju akhlakul karimah
Apabila kalian saling terpecah
Kembalilah kepadanya
Kitabullah kalamullah
As-sunnah jalan hidupnya Rasul
Di padang arafah
Di haji perpisahan
Rasul pilihan pemimpin umat
Dibisiki pesan : ‘Telah sempurna agama ini “
Lengkaplah sudah syari’at
Jauhkan perkataan ulama yang menyalahi kitabullah dan as-sunnah
Jadilah insan yang berpegang teguh pada jejak Rasulullah
Empat belas abad silam Rasul pilihan berpesan
janganlah membuat yang baru dalam agama
Hal-hal yang baru dalam agama tertolak dan sesat
Sesat itu tempatnya di neraka
Pegang teguhlah sunnahnya Rasul dan sunnahnya para sahabat
Gigit dengan geraham kalian.
Berjalanlah di jejak yang Rasul gariskan
Warisan sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in
Diriwayatkan ulama salafus shalihin
Sunyi dari bid’ah
Jalan Jakarta, BB-12
Romadhan 1432
Senin, 08 Agustus 2011
RASULULLAH SANG TELADAN
By : Musni Japrie
Mentari pagi menyelinap diseantero padang pasir tandus
Mengoyak gelapnya malam kejahilan
Telah datang sosok pembawa risalah
Pembimbing umat dari kebangkrutan iman
Yang menenggelamkan syirik penyembahan berhala
Telah datang sosok pemimpim umat
Sang pencerah kalbu pembawa lentera hati
Menerangi kegelapan jiwa yang diselimuti kebodohan
Menuntun umat dengan santun bangkit dari kesesatan
Merangkul dalam pelukan hangat agar umat tidak tersesat jalan
Menunjuki umat kepada peng Esaan Sang Pencipta
Membawa umat untuk sujud kepada satu-satu nya yang hak untuk disembah
Menjauhkan penyembahan kepada selain Allah
Telah datang Sang Pencerah
Mengajak kepada keta’atan hanya pada Allah semata
Mengajak kepada keta’atan menjalankan syari’at
Memerintahkan menjauhi segala bentuk larangan
Rasulullah sang pemberi teladan bagi umah
Rasulullah sang pemimpin teladan
Yang memberi teladan bagi pemimpin umah
Rasulullah sang penguasa teladan
Yang wajib diteladani oleh seluruh penguasa di muka bumi
Rasulullah sang pemutus teladan
Yang menjadi teladan bagi para hakim
Wahai Rasulullah teladan kami
Engkaulah teladan dalam segalanya
Engkau contohkan menjadi suami yang baik
Engkau contohkan hidup zuhud tidak tergoda harta
Engkau tinggalkan sikap angkuh dan sombong untuk kami teladani
Senyummu yang selalu menghias bibir gambaran kerendahan hati
Patut kami teladani
Engkau teladankan mencintai saudara muslim karena Allah
Kami ta’ati apa yang engkau pesankan
Tuk menggapai kemaslahatan umat
Wahai sang pemberi teladan
Engkau menjadi ikutan umah dalam bertauhid
Ikutan dalam ibadah
Ikutan dalam habblumminallah
Ikutan dalam habblumminannas
Engkau adalah teladan kami dalam amar ma’ruf nahi munkar
Wahai Rasulullah sang pemberi teladan
Engkau teladan kami menuju telagamu di surga
Engkau teladan kami menjauhi siksa api neraka
Engkaulah yang telah memberikan tuntunan
Untuk berbuat bagi dunia dan akhirat kami
Di ujung kampung, romadhan 1432 H
Minggu, 07 Agustus 2011
RASULULLAH ENGKAU KECINTAAN UMAT
by : Musni Japrie
Shalawat dan salam bagimu ya Rasulullah
Penghulu para nabi
Nabi terakhir yang diutus Allahurabbi
Nabi yang ummi
Nabi yang menjadi kekasih Allah
Pemberi petunjuk bagi seluruh bani Adam
Engkau ya Rasul telah menerangi kegelapan hati umat karena kejahilan
Engkau bagaikan obor yang menerangi agar tidak tersesat jalan
Engkau bagaikan mentari pagi menguak kegelapan malam
Engkau bagaikan lentera hati membuka kesadaran
Engkau Rasul yang menghapus kegelapan syirik
Menghapus penghambaan manusia pada berhala
Menuju jalan tauhid kepada Allah Yang Esa
Engkau da’wahkan islam bagi segenap umat
Sarana menuju kemaslahatan umat
Ya Rasul kecintaan umat
Engkau khalifah dimuka bumi
Penguasa tanpa mahkota
Penguasa tanpa istana
Penguasa tanpa harta melimpah
Penguasa yang ditakuti dan disegani kaum musyrik dan kufarmewme
Engkau lakukan jihad memerangi kemusyrikan dan kekafiran
Engkau kibarkan panji-panji kebenaran
Engkau perangi kemunkaran
Nabi dan Rasul yang menyeru kepada duakalimah syahadah
Ya Rasul kecintaan umat
Engkau wariskan dua pusaka tak ternilai
Al-Qur’an dan AS-Sunnah
Dua pusaka pegangan umah dalam melayari perjalanan hidup
Dua pusaka pemisah yang hak dan bathil
Dua pusaka penentu perintah yang wajib diikuti
Dua pusaka penentu larangan yang wajib ditinggalkan
Pusaka yang menuntun umat mencapai ridha Allah
Ya rasul kecintaan umat
Kami mohonkan syafaatmu kelak dihari penantian
Kami dahaga akan air ditelagamu yang ada di surga
Engkaulah yang kucintai melebihi cintaku pada keluarga dan diriku sendiri
Ujung Kampung, Agustus 2011
Sabtu, 06 Agustus 2011
Kusebut Kata : Subhanallaah
By : Musni Japrie
Kutatap langit membiru tanpa batas
Awan putih terapung bagaikan tebaran kapas
Burung-burung terbang menggores angkasa
Kubisikkan kata : Subhanallaah
Engkaulah Rabb yang menciptakan ini
Berdiri dibibir pantai berpasir lembut
Buih-buih gelombang berlomba membasahi tepian
Kupandangi mentari petang memerah saga
Bias pelangi mengukir kaki langit dengan warna warni memikat
Nelayan membentang layar melaju membelah ombak
Burung camar terbang rendah menggapai laut
Terucap kata :Sungguh sangat memikat hati
Buah karya pelukis nan Agung
Subhanallaah ……… terbetik disanubari
Dibelai angin petang yang membius
Terlena dipunggung bukit
Mentari menyiramkan cahayanya disela-sela dedaunan hijau
Terpukau pandangan akan hamparan sawah menguning
Berujung dikaki gunung megah dikejauhan membiru
Ribuan Unggas b erterbangan berebut memetik bulir padi
Indah nian tak terlukiskan
Tidak ada kata patut kecuali kusebutkan : Subhanallaah …..
Engkau telah ciptakan bumi ini dengan sangat sempurna
Ketika burung-burung pulang kesarang
Anak gembala dipunggung kerbau pulang kandang
Cahaya petang terhapus kemuning senja
Azan mengumandangkan nada seruan
Bergumam suara : Subhanallaah…. Indah nian ciptaan-Mu
Sudut kota, Agustus 2011
Di Pelataran Agung -Mu Nan lapang
By; KH.A.Mustofa Bisri
Dipelataran Agung-Mu nan lapang kawanan burung merpati
sesekali sempat memunguti butir-butir
bebijian yang Engkau tebarkan
lalu terbang lagi
menggores-gores biru langit
melukis puja-puji
yang hening
Di pelataran agungMu
nan lapang aku setitik noda
setahi burung merpati menempel pada pekat
gumpalan yang menyeret warna bias kelabu
berputaran mengatur
melaju luluh dalam gemuruh
talbiah, takbir dan tahmit
Dikejar dosa-dosa
dalam kerumuman dosa
ada sebaris doa
siap kuucapkan
lepas terhanyut air mata
tersangkut di kiswah nan hitam
Di pelataran agungMu
nan lapang
aku titik-titik tahi merpati
menggumpal dalam titik noda berputaran,
mengabur, melaju, luluh
dalam gemuruh talbiah,
takbir dan tahmit
mengejar ampunan dalam lautan
ampunan
terpelanting dalam qouf dan roja.
Label: Puisi KH. A. Mustofa Bisri
Jumat, 05 Agustus 2011
Puisi Untuk Ibu
By : Musni Japrie
Ketika rinduku padamu menggayut di hati
Kubuka jendela kenangan
Di figura terpampang seraut wajah milikmu
Senyum di sudut bibirmu menyembunyikan kelelahan yang menderamu
Bertahan dalam pahitnya jalan yang ditempuh
Ibu engkau bagaikan karang ditepi pantai yang tegar akan hempasan
gelombang
Engkau bagaikan burung terbang pagi mencari rezeki
Pulang sore menyuapkan makanan bagi anak kesayangan
Engkau panggul beban seorang diri
Bermandikan keringat dibawah terik sengatan mentari
Berbasah-basah oleh tetesan hujan ditengah-tengah badai
Engkau tumpahkan segalanya untuk aku anakmu
Malam dingin engkau selimuti aku dengan kehangatan cintamu
Tidak ada linangan air mata dan desah-desah kepahitan
Senyum di sudut bibirmu gambaran keikhlasanmu
Kegembiraan terpampang diwajahmu melihat aku anakmu ceria
Ibuku ………….
Ketika kerinduan akan masa kecilku menyeruak
Setetes embun disudut mataku menggenang
Aku ingat akan engkau ibuku
Betapa pahit jalan yang engkau lalui untukku
Penyesalan diri menghantui perasaan
Tak satupun yang kulakukan untukmu
Meskipun engkau tak pernah meminta balas
Hanya doa yang selalu terucap
Ya Rahman …… ampunilah dia ibuku
kasihanilah dia ibuku
Sebagaimana dia telah mengasihaniku sewaktu kecil
Ujung Kota Tepian , 5 Romadhan 1432 H
Langganan:
Postingan (Atom)