Sabtu, 18 Februari 2012

KELEMAHAN HADITS-HADITS TENTANG FADHILAH SURAH YAASIIN

( Oleh : Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas )

Setiap Muslim diperintah untuk membaca al-Qur-an, sebagaimana ayat pertama yang turun memerintahkan kita untuk membaca: “

إِقْرَأْ

(bacalah).”

Al-Qur-an yang terdiri dari 30 (tig apuluh) juz mulai surat al-Fatihah sampai surat an-Naas jelas mempunyai keutamaan dan kaum Muslimin berkewajiban mengamal-kannya.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan agar ummat Islam membaca al-Qur'an, dan kalau sanggup mengkhatam-kannya sepekan sekali, atau sepuluh hari sekali, atau dua puluh hari sekali, atau setiap bulan sekali dikhatamkan-nya. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam .

اِقْرَأِ الْقُرْآنَ فِيْ كُلّ ِ شَهْرٍ، اِقْرَأْهُ فِيْ عِشْرِيْنَ لَيْلَةً، اِقْرَأْهُ فِيْ عَشْرٍ، اِقْرَأْهُ فِيْ سَبْعٍ، وَلاَ تَزِدْ عَلَى ذَلِكَ

.

“Artinya : Bacalah al-Qur-an (khatamkanlah) sebulan sekali, kha-tamkanlah al-Qur'an setiap dua puluh hari sekali, khatamkanlah setiap sepuluh hari sekali, dan khatamkanlah setiap sepekan sekali, jangan lebih dari itu.” [HR. Al-Bukhari (no. 5053-5054), Muslim (no. 1159) (184)) dan Abu Dawud (no. 1388), dari ‘Abdullah bin ‘Amr. Lihat Shahih Jami’ush Shaghiir (no. 1158)]

Kebanyakan kaum Muslimin di mana-mana sering membaca surat Yaasiin, seolah-olah anjuran Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk membaca al-Qur-an dimaksudkan adalah surat Yaasiin, sepertinya al-Qur'an itu isinya hanyalah surat Yaasiin saja, karena sangat sering sekali kita mendengar kaum Muslimin dan Muslimat membaca surat Yaasiin di rumah, di majlis-majlis ta’lim, di masjid-masjid, di sekolah, di pondok-pondok dan bahkan sering pula kita dengar dibacakan untuk orang yang sedang naza’ (akan mati) dan dibacakan di pemakaman kaum Muslimin. Dari isi al-Qur'an yang terdiri dari 114 surat hanya surat Yaasiin saja yang banyak dihafal oleh kaum Muslimin.

Kita sangat gembira dengan banyaknya orang yang hafal surat Yaasiin, tetapi kita yakin tentunya ada beberapa faktor yang mendorong kaum Muslimin menghafal surat tersebut. Setelah kita periksa, ternyata memang ada faktor pendorongnya, yaitu beberapa hadits yang menerangkan keutamaan (fadhilah) dan ganjaran bagi orang yang membaca surat Yaasiin, tetapi hadits-hadits yang menerangkan surat Yaasiin adalah LEMAH SEMUANYA.

Saya akan sebutkan dan jelaskan kelemahan hadits-hadits tersebut, supaya kaum Muslimin mengetahui bahwa hadits-hadits tersebut tidak bisa dipakai hujjah, meskipun untuk fadhaa-ilul a’maal.

Selanjutnya saya akan jelaskan pula kelemahan hadits-hadits yang menganjurkan membacakan surat Yaasiin untuk orang yang sedang naza’ (akan mati) maupun me-nganjurkan untuk orang yang sudah mati.

Yang perlu diingat dan diperhatikan dari tulisan ini ialah, bahwa dengan membahas masalah ini bukan berarti saya melarang (mengharamkan) baca surat Yaasiin, akan tetapi saya ingin menjelaskan kesalahan orang-orang yang menyandarkan dalil keutamaannya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam , sedang berdusta atas nama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah diharamkan dan diancam masuk Neraka.

Selain itu pula, kita wajib melihat apakah ada contoh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menerangkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat Yaasiin setiap malam Jum’at, setiap mulai atau menutup majlis ta’lim, ketika ada orang mati dan lain-lain?!

Mudah-mudahan dari penjelasan dan keterangan ini bukan mematahkan semangat, tetapi malah sebagai do-rongan untuk membaca dan menghafal seluruh isi al-Qur'an dan berupaya untuk mengamalkannya.

Hadits-Hadits Fadhilah Yaasiin Yang Lemah Dan Palsu

HADITS PERTAMA

مَنْ قَرَأَ يَس فِيْ لَيْلَةٍ أَصْبَحَ مَغْفُوْرًا لَهُ

.

[1]. “Artinya : Barangsiapa yang membaca surat Yaasiin dalam satu malam, maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya.” [Riwayat Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu’at (I/247).]

Keterangan: HADITS INI (

مَوْضُوْعٌ

) PALSU

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Ibnul Jauzi berkata: Hadits ini dari semua jalannya adalah bathil, tidak ada asalnya. Imam Daraquthni berkata: “MUHAMMAD BIN ZAKARIA yang ada dalam sanad hadits ini adalah tukang memalsukan hadits.”

Periksa: Al-Maudhuu’aat oleh Ibnul Jauzi (I/246-247), Mizaanul I’tidal III/549), Lisaanul Mizan (V/168), al-Fawaa-idul Majmu’ah fii Ahaaditsil Maudhu’ah (hal. 268 no. 944).

HADITS KEDUA

مَنْ قَرَأَ يَس فِيْ لَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ غُفِرَ لَهُ

.

[2]. “Artinya : Barangsiapa membaca surat Yaasiin pada malam hari karena keridhaan Allah, niscaya Allah ampuni dosanya.”

Keterangan: HADITS INI (

ضَعِيْفٌ

) LEMAH

Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam kitabnya, al-Mu’jamul Ausaath, dan al-Mu’jamush Shaghiir dari Abu Hurairah, tetapi di dalam sanadnya ada AGHLAB BIN TAMIIM. Kata Imam al-Bukhari: “Ia munkarul hadits.” Kata Ibnu Ma’in: “Ia tidak ada apa-apanya (tidak kuat).”

Periksa: Mizaanul I’tidal (I/273-274) dan Lisanul Mizan (I/464-465).

HADITS KETIGA

مَنْ قَرَأَ يَس فِيْ لَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ غُفِرَ لَهُ فِيْ تِلْكَ اللَّيْلَةِ

.

[3]. “Artinya : Barangsiapa membaca surat Yaasiin pada malam hari karena mencari keridhaan Allah, maka ia akan diampuni dosanya pada malam itu.”

Keterangan: HADITS INI (

ضَعِيْفٌ

) LEMAH

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam ad-Daarimi dari jalan Walid bin Syuja’, ayahku telah menceritakan kepada saya, Ziyad bin Khaitsamah telah menceritakan kepada saya dari Muhammad bin Juhadah dari al-Hasan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu . [Sunan ad-Darimi (II/457)]

Hadits ini diriwayatkan juga oleh al-Baihaqi, Abu Nua’im dan al-Khathib dari jalan al-Hasan, dari Abu Hurairah.

Hadits ini MUNQATHI’, karena dalam semua sanad-nya terdapat al-Hasan bin Abil Hasan al-Bashriy, ia tidak mendengar dari Abu Hurairah.

Imam adz-Dzahabi berkata: “Al-Hasan tidak mende-ngar dari Abu Hurairah, maka semua hadits-hadits yang ia riwayatkan dari Abu Hurairah termasuk dari jumlah hadits-hadits munqathi’.”

Periksa: Mizaanul I’tidal (I/527), al-Fawaa-idul Majmua’ah (hal. 269 no. 945), tahqiq Syaikh ‘Abdurrahman al-Mu’allimy.

HADITS KEEMPAT

مَنْ دَاوَمَ عَلَى قِرَاءَةِ يَس فِي كُلِّ لَيْلَةٍ ثُمَّ مَاتَ، مَاتَ شَهِيْدًا

.

[4]. “Artinya : Barangsiapa terus-menerus membaca surat Yaasiin pada setiap malam kemudian ia mati, maka ia mati syahid.”

Keterangan: HADITS INI (

مَوْضُوْعٌ

) PALSU

Hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jamush Shaghir dari Shahabat Anas Radhiyallahu 'anhu , tetapi di dalam sanadnya ada Sa’id bin Musa al-Azdiy, ia seorang tukang dusta dan ia dituduh oleh Ibnu Hibban sering memalsukan hadits.

Periksa: Tuhfatudz Dzakirin (hal. 340), Mizaanul I’tidal (II/159-160), Lisanul Mizan (III/44-45).

HADITS KELIMA

مَنْ قَرَأَ يَس فِيْ صَدْرِ النَّهَارِ قُضِيَتْ حَوَائِجُهُ

.

[5]. “Artinya : Barangsiapa membaca surat Yaasiin pada permulaan siang (=di pagi hari), maka terpenuhi semua hajatnya (=keperluannya).”

Keterangan: HADITS INI (

ضَعِيْفٌ

) LEMAH

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam ad-Darimi dari jalan al-Walid bin Syuja’, telah menceritakan kepadaku Ziyad bin Khaitsamah, dari Muhammad bin Juhadah dari ‘ATHA’ BIN ABI RABAH, ia berkata: “Telah sampai ke-padaku bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ber-sabda, ...”

Hadits ini mursal, karena ‘Atha’ bin Abi Rabah tidak bertemu dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ia lahir kurang lebih tahun 24 Hijriyah dan wafat tahun 114 H.

Periksa: Sunan ad-Darimi (II/457), Misykatul Mashaabih (takhrij no. 2177), Mizaanul I’tidal (III/70) dan Taqribut Tahdzib (II/22).

HADITS KEENAM

مَنْ قَرَأَ يَس مَرَّةً فَكَأَنَّمَا قَرَأَ الْقُرْآنَ مَرَّتَيْنِ

.

[6]. “Artinya : Barangsiapa membaca surat Yaasiin satu kali seolah-olah ia membaca al-Qur'an dua kali.” [HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman]
Keterangan: HADITS INI (

مَوْضُوْعٌ

) PALSU

Lihat Dha’if Jami’ush Shaghir (no. 5789) dan Silsilatul Ahaadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah (no. 4636) oleh Syaikh al-Albany).

HADITS KETUJUH

مَنْ قَرَأَ يَس مَرَّةً فَكَأَنَّمَا قَرَأَ الْقُرْآنَ عَشْرَ مَرَّاتٍ

.

[7]. “Artinya : Barangsiapa membaca surat Yaasiin satu kali seolah-olah ia membaca al-Qur'an sepuluh kali.” [HR. Al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman dari Abu Hurairah]

Keterangan: HADITS INI (

مَوْضُوْعٌ

) PALSU

Lihat Dha’iif Jami’ush Shaghir (no. 5798) oleh Syaikh al-Albany.

HADITS KEDELAPAN

إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يَس، وَمَنْ قَرَأَ يَس كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ عَشْرَمَرَّاتٍ

.

[8]. “Artinya : Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu mempunyai hati dan hati (inti) al-Qur'an itu ialah surat Yaasiin. Barangsiapa yang membacanya, maka Allah akan memberikan pahala bagi bacaannya itu seperti pahala membaca al-Qur'an sepuluh kali.”

Keterangan: HADITS INI (

مَوْضُوْعٌ

) PALSU

Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 2887) dan ad-Darimi (II/456), dari jalan Humaid bin Abdur-rahman, dari al-Hasan bin Shalih dari Harun Abu Muhammad dari Muqatil bin Hayyan (yang benar Muqatil bin Sulaiman) dari Qatadah dari Anas secara marfu’.

Dalam hadits ini terdapat dua rawi yang LEMAH:

[1]. HARUN ABU MUHAMMAD
Majhul (tidak dikenal riwayat hidupnya).
Kata Imam adz-Dzahabi: “Aku menuduhnya majhul.” [Mizaanul I’tidal IV/288]
[2]. MUQATIL BIN HAYYAN?
Kata Ibnu Ma’in: “Dha’if.”
Kata Imam Ahmad bin Hambal: “Aku tidak peduli kepada Muqatil bin Hayyan dan Muqatil bin Sulaiman.”

Periksa: Mizaanul I’tidal IV/171-172.

Imam Ibnu Abi Hatim berkata dalam kitabnya, al-‘Ilal (II/55-56): “Aku pernah bertanya kepada ayahku tentang hadits ini. Jawabnya: ‘Muqatil yang ada dalam sanad hadits ini adalah Muqatil bin Sulaiman, aku mendapati hadits ini di awal kitab yang disusun oleh MUQATIL BIN SULAIMAN. Dan ini adalah hadits BATIL, TIDAK ADA ASALNYA.’”

Periksa: Silsilatul Ahaadits adh-Dha’ifah (no. 169, hal. 312-313).

Imam adz-Dzahabi juga membenarkan bahwa Muqatil dalam hadits ini ialah MUQATIL BIN SULAIMAN.

Periksa: Mizaanul I’tidal (IV/172).

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany berkata: “Apabila sudah jelas bahwa Muqatil yang dimaksud adalah Muqatil bin Sulaiman, sebagaimana yang sudah dinyatakan oleh Imam Abu Hatim dan diakui oleh Imam adz-Dzahabi, maka hadits ini MAUDHU’ (PALSU).”

Periksa: Silsilatul Ahaadits adh-Dha’ifah (no. 169, hal. 313-314.)

Kata Imam Waqi’: “Muqatil bin Sulaiman adalah tu-kang dusta (kadzdzab).”
Kata Imam an-Nasa-i: “Muqatil bin Sulaiman sering dusta.”

Periksa: Mizaanul I’tidal (IV/173).

HADITS KESEMBILAN

مَنْ قَرَأَ يَس حِيْنَ يُصْبِحُ يُسِرَ يَوْمُهُ حَتَّى يُمْسِيَ، وَمَنْ قَرَأَهَا فِيْ صَدْرِ لَيْلَةٍ أُعْطِيَ يُسْرَ لَيْلَتِهِ

.

[9]. “Artinya : Barangsiapa baca surat Yaasiin di pagi hari, maka akan dimudahkan urusan hari itu sampai sore. Dan barang siapa membacanya di awal malam (sore hari), maka akan diberi kemudahan urusan malam itu sampai pagi.”

Keterangan: HADITS INI (

ضَعِيْفٌ

) LEMAH

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam ad-Darimi (II/457) dari jalan Amr bin Zararah, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab, telah menceritakan kepada kami Rasyid Abu Muhammad al-Himani, dari Syahr bin Hau-syab, ia berkata: Ibnu Abbas telah berkata...

Dalam sanad hadits ini ada Syahr bin Hausyab, kata Ibnu Hajar: “Ia banyak memursalkan hadits dan banyak keliru.”

Periksa: Taqriib (I/423 no. 2841), Mizaanul I’tidal (II/283).

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany berkata: “Syahr Bin Hausyab lemah dan tidak boleh dipakai se-bagai hujjah, karena banyak salahnya.”
Periksa: Silsilatul Ahaadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah jilid I halaman 426.
Hadits ini juga mauquf (hanya sampai Shahabat saja):

[Disalin dari kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 2004M]

Kategori: Ar-Rasaa-il Hukum
Sumber: http://www.almanhaj.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar