Karya : Musni Japrie
Ya Rabb ………………
Engkau payungi kami dengan langit-Mu
Engkau jadikan bumi tempat kami berpijak
Engkau selimuti kami dengan malam yang bertaburkan bintang
Engkau hamparkan persada kehijauan sumber bagi segala hajat
Engkau taburkan dari langitmu gerimis menghidupkan tanah gersang
Engkau buatkan kolam dalam bagi mahluk air berenang
Engkau hamparkan laut dan samudera luas untuk bahtera melaju
Engkau lapangkan rezeki bagi segenap kami, binatang ternak dan hewan dilapangan hijau, burung-burung yang terbang dan kupu-kupu yang bercanda dengan bunga-bungaan diantara rerumputan hijau
Engkau lengkapi dunia kami dengan hiasan pernik kemilau dan kemegahan nan memikat
Engkau cukupkan kebutuhan dan Engkau lapangkan rezeki kami
Ya Rabb …………
Engkau jadikan siang kami sebagai ladang
Engkau jadikan malam kami sebagai pelipur lara
Engkau jadikan ranjang malam untuk kami berpasangan
menghirup gelinjang gairah
Engkau berikan kami turunan nan mungil penyejuk mata dan hati
Ya Rabb……………
Engkau hamparkan kepada kami tak terhitung nikmat-Mu
Engkau berikan pula kelengkapan nikmat tak ternilai kepada kami dengan iman kepada keesaan-Mu.
Ya Rabb kami, Engkaulah Maha Segalanya.
Ya Rabb kami, Engkaulah yang menghamparkan segala nikmat
Ya Rabb kami, Engkaulah tempat berharap
Ya Rabb ….. kami debu dibawah telapak- Mu
Diujung kota tepian,minggu terakhir Sya’ban 1432.
M U K A D D I M A H : Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wata'ala. Kami memujinya, memohon pertolongan ampunan-Nya. Kami berlindung dari keburukan amal kami. Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa Dia sesatkan, maka takada yang mampu memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tak ada Rabb yang berhak diibadahi selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya
Jumat, 22 Juli 2011
Kamis, 21 Juli 2011
SURAT-SURAT CINTA
Karya : Musni Japrie
Telah kuterima surat-surat cinta- Mu
S urat-surat yang penuh dengan kata menawan
Hangat, mesra dan menggairahkan
Kata tersusun indah.lebih indah dari karya besar Sastrawan
Surat-surat cinta –Mu yang mendebarkan
Surat-surat cinta-Mu yang menjanjikan
Hari besok penuh Kebahagian dan kenikmatan
Surat-surat cinta-Mu mengingatkan
Hari besok penuh duka menyakitkan
Warna warni bunga nan harum mewangi
Kicauan burung bagaikan sebuah simfoni
Paduan keindahan dalam pelangi
Menggoda hati
Mabuk dengan secawan anggur merah dalam canda dan nyanyi
Terlupakan akan janji
Terjatuh dan terpuruklah diri
Wahai kekasihku yang paling tercinta
Aku berkhianat membagi cinta
Bercinta dengan dunia
Kepada-Mu kupalingkan wajah memelas pinta
Demi cinta-Mu tolong aku terbebas dari siksa
Hanya kepada Engkau tempat meminta
Kepada-Mu aku menyapa
Engkaulah pelabuhan terakhir tempat aku melabuhklan cinta
Jum'at, 24 Sya'ban 1432 / 22 Juli 2011 Sya’ban
Telah kuterima surat-surat cinta- Mu
S urat-surat yang penuh dengan kata menawan
Hangat, mesra dan menggairahkan
Kata tersusun indah.lebih indah dari karya besar Sastrawan
Surat-surat cinta –Mu yang mendebarkan
Surat-surat cinta-Mu yang menjanjikan
Hari besok penuh Kebahagian dan kenikmatan
Surat-surat cinta-Mu mengingatkan
Hari besok penuh duka menyakitkan
Warna warni bunga nan harum mewangi
Kicauan burung bagaikan sebuah simfoni
Paduan keindahan dalam pelangi
Menggoda hati
Mabuk dengan secawan anggur merah dalam canda dan nyanyi
Terlupakan akan janji
Terjatuh dan terpuruklah diri
Wahai kekasihku yang paling tercinta
Aku berkhianat membagi cinta
Bercinta dengan dunia
Kepada-Mu kupalingkan wajah memelas pinta
Demi cinta-Mu tolong aku terbebas dari siksa
Hanya kepada Engkau tempat meminta
Kepada-Mu aku menyapa
Engkaulah pelabuhan terakhir tempat aku melabuhklan cinta
Jum'at, 24 Sya'ban 1432 / 22 Juli 2011 Sya’ban
Rabu, 20 Juli 2011
D eb u
K a r y a : Musni Japrie
Dimalam hening sepi
Kuterawangi langit juardi dengan mata hati
Bintang gemintang berkedip mengarungi samudera
Angkasa raya tanpa bertepi
Berarak dengan jumlah tidak terhingga
Tak terengkuh dalam angan
Betapa dahsyat luasnya semesta
Betapa besar semesta
Aku sebutir pasir di hamparan gurun
Aku setitik embun di samudera luas tanpa ujung
Aku tidak punya arti apa-apa di dalam angkasa raya
Aku bagaikan debu tidak bernilai
Diatas segalanya bertahta sang pencipta
Seluruh keagungan milik-Nya
Aku terlindung dalam kebesaran nama-Nya
Aku hanya debu yang tersungkur dibawah keagungan-Nya
Allah ………. Rabb ……… yang Maha Besar dari segalanya.
Disudut kota ,Minggu ketiga Sya’ban 1432 H
Dimalam hening sepi
Kuterawangi langit juardi dengan mata hati
Bintang gemintang berkedip mengarungi samudera
Angkasa raya tanpa bertepi
Berarak dengan jumlah tidak terhingga
Tak terengkuh dalam angan
Betapa dahsyat luasnya semesta
Betapa besar semesta
Aku sebutir pasir di hamparan gurun
Aku setitik embun di samudera luas tanpa ujung
Aku tidak punya arti apa-apa di dalam angkasa raya
Aku bagaikan debu tidak bernilai
Diatas segalanya bertahta sang pencipta
Seluruh keagungan milik-Nya
Aku terlindung dalam kebesaran nama-Nya
Aku hanya debu yang tersungkur dibawah keagungan-Nya
Allah ………. Rabb ……… yang Maha Besar dari segalanya.
Disudut kota ,Minggu ketiga Sya’ban 1432 H
D eb u
K a r y a : Musni Japrie
Dimalam hening sepi
Kuterawangi langit juardi dengan mata hati
Bintang gemintang berkedip mengarungi samudera
Angkasa raya tanpa bertepi
Berarak dengan jumlah tidak terhingga
Tak terengkuh dalam angan
Betapa dahsyat luasnya semesta
Betapa besar semesta
Aku sebutir pasir di hamparan gurun
Aku setitik embun di samudera luas tanpa ujung
Aku tidak punya arti apa-apa di dalam angkasa raya
Aku bagaikan debu tidak bernilai
Diatas segalanya bertahta sang pencipta
Seluruh keagungan milik-Nya
Aku terlindung dalam kebesaran nama-Nya
Aku hanya debu yang tersungkur dibawah keagungan-Nya
Allah ………. Rabb ……… yang Maha Besar dari segalanya.
Disudut kota ,Minggu ketiga Sya’ban 1432 H
Dimalam hening sepi
Kuterawangi langit juardi dengan mata hati
Bintang gemintang berkedip mengarungi samudera
Angkasa raya tanpa bertepi
Berarak dengan jumlah tidak terhingga
Tak terengkuh dalam angan
Betapa dahsyat luasnya semesta
Betapa besar semesta
Aku sebutir pasir di hamparan gurun
Aku setitik embun di samudera luas tanpa ujung
Aku tidak punya arti apa-apa di dalam angkasa raya
Aku bagaikan debu tidak bernilai
Diatas segalanya bertahta sang pencipta
Seluruh keagungan milik-Nya
Aku terlindung dalam kebesaran nama-Nya
Aku hanya debu yang tersungkur dibawah keagungan-Nya
Allah ………. Rabb ……… yang Maha Besar dari segalanya.
Disudut kota ,Minggu ketiga Sya’ban 1432 H
MAHA INDAH DARI SEGALA YANG INDAH
Karya : Musnijaprie
Nun Diufuk senja matahari perlahan mulai berlabuh dihariban malam
Cahaya kuning membayang disapu warna kemerahan menjadikan langit semakin temaram
Cahaya matahari senja memendarkan sinar dimuka laut
Menjadikan warna keemasan terhampar luas ditepI samudera
Burung camar meriah kembali kesarang
Bahtera nelayan melaju dihembus angin daratan
Sambil bercanda dengan riak gelombang mengais rezeki dari laut
Sungguh suatu pemandangan yang sangat dahsyat indahnya
Gambaran keindahan yang dinikmaaati dengan mata hati dan penghayatan
Dibalik semua itu terbetik tanya ?
Jadikah semuanya dengan sendiri
Tidak………Keindahan temaram merona dan lembayung senja yang mempesona sengaja diciptakan
Penciptanya Penata panggung sebagai pentas alam untuk direguk keindahannya adalah :
“ Dia Yang Maha Indah Dari Segala Keindahan Yang Paling Sempurna “
Subhanallahu……. tidak ada satupun ciptaan manapun yang menyamai ciptaan-Nya.
Tepian Mahakam , B a’da ashar 15 Sya’ban 1432 Hijriyah
Nun Diufuk senja matahari perlahan mulai berlabuh dihariban malam
Cahaya kuning membayang disapu warna kemerahan menjadikan langit semakin temaram
Cahaya matahari senja memendarkan sinar dimuka laut
Menjadikan warna keemasan terhampar luas ditepI samudera
Burung camar meriah kembali kesarang
Bahtera nelayan melaju dihembus angin daratan
Sambil bercanda dengan riak gelombang mengais rezeki dari laut
Sungguh suatu pemandangan yang sangat dahsyat indahnya
Gambaran keindahan yang dinikmaaati dengan mata hati dan penghayatan
Dibalik semua itu terbetik tanya ?
Jadikah semuanya dengan sendiri
Tidak………Keindahan temaram merona dan lembayung senja yang mempesona sengaja diciptakan
Penciptanya Penata panggung sebagai pentas alam untuk direguk keindahannya adalah :
“ Dia Yang Maha Indah Dari Segala Keindahan Yang Paling Sempurna “
Subhanallahu……. tidak ada satupun ciptaan manapun yang menyamai ciptaan-Nya.
Tepian Mahakam , B a’da ashar 15 Sya’ban 1432 Hijriyah
SUBHANALLAH .....INDAHNYA CIPTAAN MU
O l e h : Musni Japrie
Untuk ikhwan dan akhwat se- aqidah
Kemuning senja kemerahan di seantero ufuk barat semakin memudar
Sang surya yang memendarkan lembayung di langit perlahan beralih keperaduan
Burung-burung pada kembali ke sarang
Perlahan namun pasti remang-remang menghapuskan petang
Malam pun menjelang
Nun jauh di ujung tepi laut dunia menyembul senyum rembulan purnama
Laut membiru memantulkan permainan cahaya keemasan
Menjadikan awal malam begitu indah dan menawan
Serangga malam mulai bernyanyi dalam paduan simfoni yang menggairahkan
Paduan warna warni keindahan malam purnama dan getaran suara nyanyian serangga tak henti
Bagaikan rangkaian harmoni alam yang tak akan pernah pudar
Purnama meniti langit dan merangkak kelajuardi menyiramkan kemilau malam yang semakin memukau
Dedaunan keperakan ditimpa rembulan
Desir angin lembut membisikkan nyanyian malam
Subhanallah…………, Masyaallah……………..
Keindahan yang tidak dapat dilukiskan diatas kanvas maupun dengan kata.
Adakah yang dapat setara membuat keindahan alam dan malam yang sangat mempesona ini
Adakah yang dapat meniru komposisi keindahan alam dan malam yang sangat memikat ini
Jagat raya seisinya betasybih memuji sang Maha Pencipta
Namun anak-anak zaman banyak yang lupa dan tidak sanggup memendam rasa dan rindu atas karunia indahnya malam ciptaan-Nya
Banyak anak-anak zaman tidak sanggup melantunkan pujian sebagaimana alam memuji-Nya
Maha indah dari segala yang paling indah
Maha Sempurna dari segala kesempurnaan
Dia-lah yang merangkai pernik-pernik indahnya purnama dalam satu nada untaian ciptaann yang sangat harmonis.
Subhanallah indahnya ciptaan-Mu ya Allah yang Maha Sempurna
Jalan Jakarta medio Juli 2011/16 Sya’ban 1432 H.
Untuk ikhwan dan akhwat se- aqidah
Kemuning senja kemerahan di seantero ufuk barat semakin memudar
Sang surya yang memendarkan lembayung di langit perlahan beralih keperaduan
Burung-burung pada kembali ke sarang
Perlahan namun pasti remang-remang menghapuskan petang
Malam pun menjelang
Nun jauh di ujung tepi laut dunia menyembul senyum rembulan purnama
Laut membiru memantulkan permainan cahaya keemasan
Menjadikan awal malam begitu indah dan menawan
Serangga malam mulai bernyanyi dalam paduan simfoni yang menggairahkan
Paduan warna warni keindahan malam purnama dan getaran suara nyanyian serangga tak henti
Bagaikan rangkaian harmoni alam yang tak akan pernah pudar
Purnama meniti langit dan merangkak kelajuardi menyiramkan kemilau malam yang semakin memukau
Dedaunan keperakan ditimpa rembulan
Desir angin lembut membisikkan nyanyian malam
Subhanallah…………, Masyaallah……………..
Keindahan yang tidak dapat dilukiskan diatas kanvas maupun dengan kata.
Adakah yang dapat setara membuat keindahan alam dan malam yang sangat mempesona ini
Adakah yang dapat meniru komposisi keindahan alam dan malam yang sangat memikat ini
Jagat raya seisinya betasybih memuji sang Maha Pencipta
Namun anak-anak zaman banyak yang lupa dan tidak sanggup memendam rasa dan rindu atas karunia indahnya malam ciptaan-Nya
Banyak anak-anak zaman tidak sanggup melantunkan pujian sebagaimana alam memuji-Nya
Maha indah dari segala yang paling indah
Maha Sempurna dari segala kesempurnaan
Dia-lah yang merangkai pernik-pernik indahnya purnama dalam satu nada untaian ciptaann yang sangat harmonis.
Subhanallah indahnya ciptaan-Mu ya Allah yang Maha Sempurna
Jalan Jakarta medio Juli 2011/16 Sya’ban 1432 H.
SEPI SENDIRI
Puisi buat seseorang yang pergi dari ku
Sunyi sepi sendiri
Sejak kau pergi
Tinggalkan luka yang kau goreskan di hati
Perih terasa di sanubari
Burung tidak lagi bernyanyi
Alam pun ikut penyepi
Sunyi sepi sendiri
Terkapar sendiri menghayati sepi
Malam-malam penuh dng hayal bersamamu
di saat yang telah berlalu
Ranjang gairah cinta tidak lagi bernyanyi
Menyanyikan hasrat bersama dalam asyiknya bercinta .
Kau padamkan berahi membara
Dengan air duka nestafa.
Kini aku sendiri
Tanpa cinta, tanpa siapa-siapa teman bercanda
Sunyi sepi sendiri
Sejak kau pergi
Tinggalkan luka yang kau goreskan di hati
Perih terasa di sanubari
Burung tidak lagi bernyanyi
Alam pun ikut penyepi
Sunyi sepi sendiri
Terkapar sendiri menghayati sepi
Malam-malam penuh dng hayal bersamamu
di saat yang telah berlalu
Ranjang gairah cinta tidak lagi bernyanyi
Menyanyikan hasrat bersama dalam asyiknya bercinta .
Kau padamkan berahi membara
Dengan air duka nestafa.
Kini aku sendiri
Tanpa cinta, tanpa siapa-siapa teman bercanda
Kunamai Bunga Itu Bunga Antika ku
Karya Musni Japrie
Untuk seorang sahabat di ujung Pulau seberang .
Mentari menyiramkan warna keemasan diseantero pagi
Warni-warni bebungaan dan rumput-rumput liar kemilau serasi
Setangkai rumpun krisan putih tampil menyunggingkan senyum
Hati ini terpaut akan keindahan krisan putih nan jelita
Kerling kelopaknya seakan mengucapkan salam
Membuat gairah berbunga
Kusapukan pandangan pada krisan putih menjawab sapaannya.
Kubisikan seulas kata indah, cantik ,jelita semerbak mewangikan alam tiada tara.
Kunamakan bunga itu “ Antika ku “
Mentari berangkat meninggalkan peraduannya
Alam bernyanyi bersama kicau murai ditingkah gemersik ranting dan dedaunan pohon angsana
Kulihat kupu-kupu bersayap pelangi menyapa warna warni bebungaan
Mencoba menyentuh mahkota krisan putih “ Antika ku “
Seberkas kecemburuan menyemburat dari kalbu melihat kupu-kupu pelangi jantan dengan kepak-kepaknya menggoda “ Antika ku “
Berang aku dibuatnya sembari berkata andaikan aku juga kupu-kupu bersayap pelangi
Aku akan menyelinap diantara warna-warni bunga , bertengger perkasa namun lembut di bunga krisan putih “ Antika ku “
Aku sentuh dengan jemari mahkota krisan putih , kubelaikan kelembutan cinta
Kubisikan gairah , engkau bunga “Antika ku “ nan cantik jelita
Kucandai dengan nada dan getaran kalbu, engkaulah bunga terindah milikku
Tidak akan ada kupu-kupu bersayap pelangi lain yang pernah mencumbu, karena hanya akulah miliknya, tidak siapapun yang lain.
Akulah yang akan selalu mencumbu dan menari diatas daun-daun mahkota, sembari sekali-kali kuhirup kesegaran wewangian dari tubuh bermadu.
Dipenghujung siang 22 juni 2011.
Untuk seorang sahabat di ujung Pulau seberang .
Mentari menyiramkan warna keemasan diseantero pagi
Warni-warni bebungaan dan rumput-rumput liar kemilau serasi
Setangkai rumpun krisan putih tampil menyunggingkan senyum
Hati ini terpaut akan keindahan krisan putih nan jelita
Kerling kelopaknya seakan mengucapkan salam
Membuat gairah berbunga
Kusapukan pandangan pada krisan putih menjawab sapaannya.
Kubisikan seulas kata indah, cantik ,jelita semerbak mewangikan alam tiada tara.
Kunamakan bunga itu “ Antika ku “
Mentari berangkat meninggalkan peraduannya
Alam bernyanyi bersama kicau murai ditingkah gemersik ranting dan dedaunan pohon angsana
Kulihat kupu-kupu bersayap pelangi menyapa warna warni bebungaan
Mencoba menyentuh mahkota krisan putih “ Antika ku “
Seberkas kecemburuan menyemburat dari kalbu melihat kupu-kupu pelangi jantan dengan kepak-kepaknya menggoda “ Antika ku “
Berang aku dibuatnya sembari berkata andaikan aku juga kupu-kupu bersayap pelangi
Aku akan menyelinap diantara warna-warni bunga , bertengger perkasa namun lembut di bunga krisan putih “ Antika ku “
Aku sentuh dengan jemari mahkota krisan putih , kubelaikan kelembutan cinta
Kubisikan gairah , engkau bunga “Antika ku “ nan cantik jelita
Kucandai dengan nada dan getaran kalbu, engkaulah bunga terindah milikku
Tidak akan ada kupu-kupu bersayap pelangi lain yang pernah mencumbu, karena hanya akulah miliknya, tidak siapapun yang lain.
Akulah yang akan selalu mencumbu dan menari diatas daun-daun mahkota, sembari sekali-kali kuhirup kesegaran wewangian dari tubuh bermadu.
Dipenghujung siang 22 juni 2011.
P e n g e l a n a
K a r y a : Musni Japrie
Aku pengelana
Mengarungi luasnya laut dan samudera
Menjajaki padang tandus dan gurun sahara
Menjalani bukit-bukit terjal penuh luka
Berkelana mencari cinta
Meski jauh dan terlunta-lunta
Haus akan air cinta
Jauh diujung sana seperti nyata
Terbayang beningnya telaga
Berlari mengejar bayang-bayang melepas dahaga
Kiranya semua hayal fatamorgana semata
Terhempas dalam kehampaan jiwa
Aku musafir cinta
Berkelana mengelilingi samudera
Badai dan angin utara
Menghempaskan nestapa
Kucari pelabuhan untuk menyandarkan raga
Terdampar diujung pulau air mata
Sepi memagut raga
Tiada cinta
Mahakam, 21 Juli 2011.
Aku pengelana
Mengarungi luasnya laut dan samudera
Menjajaki padang tandus dan gurun sahara
Menjalani bukit-bukit terjal penuh luka
Berkelana mencari cinta
Meski jauh dan terlunta-lunta
Haus akan air cinta
Jauh diujung sana seperti nyata
Terbayang beningnya telaga
Berlari mengejar bayang-bayang melepas dahaga
Kiranya semua hayal fatamorgana semata
Terhempas dalam kehampaan jiwa
Aku musafir cinta
Berkelana mengelilingi samudera
Badai dan angin utara
Menghempaskan nestapa
Kucari pelabuhan untuk menyandarkan raga
Terdampar diujung pulau air mata
Sepi memagut raga
Tiada cinta
Mahakam, 21 Juli 2011.
Langganan:
Postingan (Atom)