I.P e n d a h u l u a
n
Barakah ( berkah ) bagi masyarakat Muslim, bukanlah istilah yang asing lagi, karena barakah tersebut
mempunyai nilai lebih dan dipandang oleh kebanyakan orang sebagai sesuatu yang
memberikan kemaslahatan baik untuk urusan duniawi lagi-lagi yang terkait dengan
urusan ukhrawi. Karenanya setiap umat muslim berupaya sedemikian rupa untuk
mendapatkan barakah tersebut dari sesuatu yang dianggap sebagai sumber
keberkahan.
Banyak diantara orang-orang yang berusaha mendapatkan barakah (
berkah ) yang dalam bahasa Jawa disebut dengan ngalap berkah dengan melakukan
perbuatan yang samasekali tidak dapat diterima secara logika dan bahkan
bertentangan dengan syari’at.
Padalah barakah tersebut dapat diperoleh secara mudah karena
tersedia begitu banyaknya sumber-sumber dari keberkahan yang diberikan Allah
subhanahu wa ta’ala yang untuk mendapatkannya bahkan diperintahkan oleh
syari’at. Sumber-sumber yang mendatangkan keberkahan tersebut antara lain
adalah meliputi seluruh amalan-amalan berupa ucapan/perkataan serta perbuatan
fisik dan perilaku.Selain dari itu sumber keberkahan juga terkait dengan tempat
( seperti masjid ) dan waktu( seperti bulan ramadhan, malam Lailatul Qadar,
sepertihg akhir malam ) dan lain-lainnya.
Untuk sekedar kembali menyegarkan pengetahuan bagi sesama Muslim tentang mencari barakah (
berkah ) yang dalam istilah syari’at diseb ut dengan tabarruk, maka dalam
uraian berikut ini
Diulas secara singkat tentang apa, mengapa dan bagaimana
tabarruk tersebut yang materinya bersumber dari kitab dan berbagai artikel yang
dapat dipertanggung jawabkan.
II.Apakah Yang
Dimaksud Dengan Barakah ( Berkah ) Itu?
Barakah ( berkah ) secara
bahasa artinya “kebaikan yang banyak dan tetap”. Diambil dari kata “birkah”
yang artinya kumpulan air. Sedangkan menurut syariat yaitu kebaikan yang banyak
diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada siapa yang dikehendaki. Dari definisi
keduanya, bisa ditarik kesimpulan bahwa barakah itu datang dari Allah subhanahu
wa ta’ala sebagai satu bentuk karunia
yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Allah mengatakan dalam
Al Qur’an:
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء
وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء
بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah:
"Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang
yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau
kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang
yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS.Ali’Imran : 26 )
Firman Allah ta’ala :
يُؤتِي الْحِكْمَةَ مَن يَشَاء وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ
أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُواْ الأَلْبَابِ
Allah menganugerahkan
al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar
telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah
yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).(QS. Al Baqarah : 269 )
Menurut DR Nasshir bin Abdurrahman bin Muhammadal-Judai’ dalam
bukunya Tabarruk Memburu Berkah (
Terjemahan)
bahwa : kata barakah ( berkah ) berikujt turunanya disedbutkan
sebanyak tiga puluh empatkali dalam tiga puluh dua ayhat al-Qur’an. Makna
barakah terangkum sebagai berikut :
a.Tetap dan langgengnya kebaikan.
Al- Barakah adalah tetapnya kebaikan Illahi pada sesuatu,
sebagaimana Allah berfirman :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا
عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ
فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.(QS.Al A’raaf : 96 )
Dinamakan barakah, karena melekatnya kebaikan di dalamnya
layaknya air yang selalu ada di dalam sumur. Adapun sesuatu yang diberkahi
adalah sesuatu yang di dalamnya terdapat kebaikan.
Al-Khazikn rahimahullah berkata ketika menafsirkan ayat diatas
bahwa : “ Keberkahan langit adalah hujan; keberkahan bumi adalah tanaman dan
buah-buahan , serta semua yang terdapat di dalamnya berupa kebaikan
kebaikan, hewan-hewan ternak, rizki,
rasa aman,dan keselamatan dari penyakit. Semua itu berasal dari anugerah dan
kebaikan Allah subhanahu wa ta’ala
terhadap hamba-hamba-Nya.
Makna dasar dari lafazh barakah adalah tetapnya kebaikan Illahi
pada sesuatu.Hujan dinamakan dengan barakah karena keberkahan yang selalu
menyertainya. Demikian juga keberkahan selalu melekat pada tanaman karena ia
tumbuh dari keberkahan dari langit, yaitu hujan.
b.Banyak dan Bertambahnya Kebaikan
Imam al-Qurtubi berkata ketika menafsirkan firman Allah :
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ
مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
Sesungguhnya rumah
yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang
di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia
(QS.Ali Imran : 96 )
Allah menjadikan Makkah sebagai kota yang diberkati, karena
berlipat gandanya pahala amal perbuatan yang dilakukan di dalamnya.Jadi makna
barakah dalam ayat ini berarti banyaknya kebaikan.
III.Dalil- Dalil
Tentang Barakah
Dalil yang dijadikan sandaran dalam membicarakan tentang barakah
adalah sebagaimana yang terdapat dalam banyak ayat-ayat al-Qur’an antara lain:
1.Firman Allah ta’ala :
(وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاء مَاء مُّبَارَكًا فَأَنبَتْنَا بِهِ
جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَّهَا طَلْعٌ نَّضِيدٌ {10}
رِزْقًا لِّلْعِبَادِ وَأَحْيَيْنَا بِهِ بَلْدَةً مَّيْتًا كَذَلِكَ
الْخُرُوجُ (ق: 9-11
"Dan Kami
turunkan dari langit air yang diberkahi (banyak membawa kemanfaatan), lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu taman-taman dan biji-biji tanaman yang diketam. Dan
pohon kurma yang tingi-tinggi yang memiliki mayang yang bersusun-susun, untuk
menjadi rezeki bagi hamba-hamba (kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah
yang mati (kering). Demikianlah terjadinya kebangkitan." (Qs. Qaaf: 9-11).
Bila keberkahan telah menyertai hujan yang turun dari langit,
tanah gersang, kering keronta menjadi subur makmur, kemudian muncullah
taman-taman indah, buah-buahan dan biji-bijian yang melimpah ruah. Sehingga
negeri yang dikaruniai Allah dengan hujan yang berkah, menjadi negeri yang makmur, sebagaimana yang disebutkan dalam
firman Allah yang berkenaan dengan negeri Sa’ba :
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ
فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِن رِّزْقِ
رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَه
بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ
وَرَبٌّ غَفُورٌ
Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di
tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah
kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang
(dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah
negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".
(QS.Saba’ : 15 )
Demikianlah Allah Ta'ala menyimpulkan kisah bangsa Saba', suatu
negeri yang tatkala penduduknya beriman dan beramal shaleh, penuh dengan
keberkahan. Sampai-sampai ulama ahli tafsir mengisahkan, bahwa dahulu wanita
kaum Saba' tidak perlu untuk memanen buah-buahan kebun mereka. Untuk mengambil
hasil kebunnya, mereka cukup membawa keranjang di atas kepalanya, lalu melintas
dikebunnya, maka buah-buahan yang
telah masak dan berjatuhan sudah dapat memenuhi keranjangnya,
tanpa harus bersusah-payah memetik atau mendatangkan pekerja yang memanennya.
Sebagian ulama lain juga menyebutkan, bahwa dahulu di negeri
Saba' tidak ada lalat, nyamuk, kutu, atau serangga lainnya, yang demikian itu
berkat udaranya yang bagus, cuacanya yang bersih, dan berkat kerahmatan Allah
yang senantiasa meliputi mereka (Tafsir Ibnu Katsir, 3/531).
2.Firman Allah ta’ala :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا
عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ
فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.(QS. al ‘araf:96 )
3.Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُواْ يُسْتَضْعَفُونَ
مَشَارِقَ الأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَتَمَّتْ كَلِمَتُ
رَبِّكَ الْحُسْنَى عَلَى بَنِي إِسْرَآئِيلَ بِمَا صَبَرُواْ وَدَمَّرْنَا مَا
كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَا كَانُواْ يَعْرِشُونَ
Dan Kami pusakakan
kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan
bahagian baratnya [560] yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah
sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil
disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan
kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka [561].(QS. Al A’raf : 137 )
4.Allah ta’ala berfirman :
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ
مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
Sesungguhnya rumah
yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang
di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia
(QS. Ali Imran : 96 )
5.Firman Allah subhanahu wa ta’ala “
قَالُواْ أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ اللّهِ رَحْمَتُ اللّهِ
وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَّجِيدٌ
Para malaikat itu
berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah)
rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait!
Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."(QS. Huud : 73 )
6.Allah ta’ala berfirman :
وَهَذَا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَاهُ أَفَأَنتُمْ لَهُ
مُنكِرُونَ
Dan Al Qur'an ini
adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan.
Maka mengapakah kamu mengingkarinya?(QS. Al Anbiyaa’ : 50 7. Firman Allah ta’ala :
وَهَذَا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَاهُ أَفَأَنتُمْ لَهُ
مُنكِرُونَ
Dan Al Qur'an ini
adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan.
Maka mengapakah kamu mengingkarinya? (QS.Al Anbiyaa : 50 )
8. Allah ta’ala berfirman :
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ
وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ
Ini adalah sebuah
kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai fikiran.( QS.Shaad : 29 )
Selain ayat-ayat al-Qur’an sebagaimana dikemukakan diatas,
banyak pula hadits Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam yang membicarakan
tentang barakah ini, antara lain :
1.Hadits Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam :
يقال للأرض: أنبتي ثمرتك وردي بركتك، فيومئذ تأكل العصابة من
الرمانة،
ويستظلون بقحفها، ويبارك في الرِّسْلِ، حتى إن اللقحة من الإبل
لتكفي الفئام من الناس، واللقحة من البقر لتكفي القبيلة من الناس، واللقحة من
الغنم لتكفي الفخذ من الناس. رواه مسلم
"Akan diperintahkan
(oleh Allah) kepada bumi: tumbuhkanlah buah-buahanmu, dan kembalikan
keberkahanmu, maka pada masa itu, sekelompok orang akan merasa cukup (menjadi
kenyang) dengan memakan satu buah delima, dan mereka dapat berteduh dibawah
kulitnya. Dan air susu diberkahi, sampai-sampai sekali peras seekor unta dapat
mencukupi banyak orang, dan sekali peras susu seekor sapi dapat mencukupi
manusia satu kabilah, dan sekali peras, susu seekor domba dapat mencukupi satu
cabang kabilah." (HR. Imam
Muslim).
Demikianlah ketika rezeki diberkahi Allah, sehingga rezeki yang
sedikit jumlahnya, akan tetapi kemanfaatannya sangat banyak, sampai-sampai satu
buah delima dapat mengenyangkan segerombol orang, dan susu hasil perasan seekor
sapi dapat mencukupi kebutuhan orang satu kabilah.
Ibnu Qayyim berkata, "Tidaklah kelapangan rezeki dan amalan
diukur dengan jumlahnya yang banyak, tidaklah panjang umur dilihat dari bulan
dan tahunnya yang berjumlah banyak. Akan tetapi, kelapangan rezeki dan umur
diukur dengan keberkahannya." (Al-Jawabul Kafi karya Ibnu Qayyim, 56)..
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Sungguh, dahulu
biji-bijian, baik gandum atau lainnya lebih besar dibanding yang ada sekarang,
sebagaimana keberkahan yang ada padanya (biji-bijian kala itu-pen) lebih
banyak. Imam Ahmad telah meriwayatkan melalui jalur sanadnya, bahwa telah
ditemukan di gudang sebagian khalifah Bani Umawiyyah sekantung gandum yang
biji-bijinya sebesar biji kurma, dan bertuliskan pada kantung luarnya: 'Ini
adalah gandum hasil panen masa keadilan ditegakkan.'" (Zaadul Ma'ad oleh
Ibnul Qayyim, 4 / 363 dan Musnad Imam Ahmad bin Hambal, 2/296).
2. Hadits Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam :
عن عُرْوَةَ بن أبي الجعد البارقي رضي الله عنه أَنَّ النبي صلّى
الله عليه وسلّم أَعْطَاهُ دِينَارًا يَشْتَرِي له بِهِ شَاةً فَاشْتَرَى له بِهِ
شَاتَيْنِ فَبَاعَ إِحْدَاهُمَا بِدِينَارٍ وَجَاءَهُ بِدِينَارٍ وَشَاةٍ فَدَعَا
له بِالْبَرَكَةِ في بَيْعِهِ. وكان لو اشْتَرَى التُّرَابَ لَرَبِحَ فيه. رواه
البخاري
"Dari sahabat
Urwah bin Abil Ja'id al Bariqy radhillahu 'anhu, bahwasanya Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam pernah memberinya uang satu dinar agar ia membelikan seekor
kambing untuk beliau, maka sahabat Urwah dengan uang itu membeli dua ekor
kambing, lalu menjual salah satunya seharga satu dinar. Dan iapun datang
menghadap Nabi dengan membawa uang satu dinar dan seekor kambing. Kemudian Nabi
mendoakannya agar mendapatkan keberkahan dalam perniagaannya. Sehingga
andaikata ia membeli debu, niscaya ia akan mendapatkan keuntungan
padanya." (HR. al-Bukhary).
3.Hadits Rasullullah shallallahu’alaihi wa
sallam diriwayatkan oleh Imam Bukhari
:
صحيح البخاري ١٧٨٩: حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ
فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Shahih Bukhari 1789: Telah
menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas telah menceritakan kepada kami
Syu'bah telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Shuhaib berkata, aku
mendengar Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Bersahurlah kalian, karena didalam sahur ada barakah".
4.Hadits Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam :
صحيح البخاري ٥٠٢٨: حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ طَلْحَةَ عَنْ زُبَيْدٍ عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ
الشَّجَرِ شَجَرَةً تَكُونُ مِثْلَ الْمُسْلِمِ وَهِيَ النَّخْلَةُ
Shahih Bukhari 5028: Telah
menceritakan kepada kami Abu Nu'aim berkata, telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Thalhah dari Zubaid dari Mujahid ia berkata, "Aku mendengar
Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Sesungguhnya di antara jenis pohon ada yang seperti seorang Muslim
(keberkahannya), yaitu pohon kurma."
5. Sabda Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam :
صحيح مسلم ٢٣٨٣: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعُثْمَانُ بْنُ
أَبِي شَيْبَةَ جَمِيعًا عَنْ جَرِيرٍ قَالَ قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ عَبْدِ
الْمَلِكِ وَهُوَ ابْنُ عُمَيْرٍ عَنْ قَزَعَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ
سَمِعْتُ مِنْهُ حَدِيثًا فَأَعْجَبَنِي فَقُلْتُ لَهُ أَنْتَ سَمِعْتَ
هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَأَقُولُ عَلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لَمْ أَسْمَعْ قَالَ سَمِعْتُهُ
يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَشُدُّوا الرِّحَالَ
إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِي هَذَا وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَالْمَسْجِدِ
الْأَقْصَى وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ لَا تُسَافِرْ الْمَرْأَةُ يَوْمَيْنِ مِنْ الدَّهْرِ
إِلَّا وَمَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ مِنْهَا أَوْ زَوْجُهَا
و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ قَالَ سَمِعْتُ
قَزَعَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ قَالَ سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعًا فَأَعْجَبْنَنِي وَآنَقْنَنِي نَهَى أَنْ
تُسَافِرَ الْمَرْأَةُ مَسِيرَةَ يَوْمَيْنِ إِلَّا وَمَعَهَا زَوْجُهَا أَوْ ذُو مَحْرَمٍ
وَاقْتَصَّ بَاقِيَ الْحَدِيثِ
Shahih Muslim 2383: dari Abu Sa'id ia berkata; Saya mendengar
suatu hadits darinya, lalu aku pun terkagum dan bertanya kepadanya,
"Apakah Anda mendengar hadits ini langsung dari Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam?" Ia pun menjawab, "Apakah aku akan mengatakan
sesuatu yang belum pernah aku dengar?" Aku mendengarnya berkata; Saya
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Janganlah kalian bersusah payah mempersiapkan
perjalanan kecuali ke tiga Masjid. Yaitu; Masjidku ini (Masjid Nabawi),
Masjidil Haram, dan Masjid Al Aqsha."
6. Hadits Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam :
صحيح مسلم ٢٤٦٩: حَدَّثَنِي عَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ
وَاللَّفْظُ لِعَمْرٍو قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ
عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ
الْحَرَامَ
Shahih Muslim 2469: dari
Abu Hurairah dan sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau
bersabda: "Shalat di masjidku ini, lebih baik daripada seribu shalat di
tempat lain, kecuali di Masjidil Haram."
7. Hadits Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam :
صحيح مسلم ٣٧٩٥: و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ وَأَبُو بَكْرِ
بْنُ نَافِعٍ الْعَبْدِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ
حَدَّثَنَا ثَابِتٌ عَنْ أَنَسٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا
أَكَلَ طَعَامًا لَعِقَ أَصَابِعَهُ الثَّلَاثَ قَالَ وَقَالَ إِذَا سَقَطَتْ لُقْمَةُ
أَحَدِكُمْ فَلْيُمِطْ عَنْهَا الْأَذَى وَلْيَأْكُلْهَا وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ
وَأَمَرَنَا أَنْ نَسْلُتَ الْقَصْعَةَ قَالَ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْرُونَ فِي أَيِّ
طَعَامِكُمْ الْبَرَكَةُ
Shahih Muslim 3795: dari
Anas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila selesai makan, dia
menjilati ke tiga jari tangannya. Anas berkata; Beliau bersabda: 'Apabila
suapan makanan salah seorang diantara kalian jatuh, ambillah kembali lalu buang
bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih. Jangan dibiarkannya dimakan
setan." Dan beliau menyuruh kami untuk menjilati piring. Beliau bersabda:
'Karena kalian tidak tahu makanan mana yang membawa berkah."
( Insya Allah
bersambung ke bagian kedua )
Sumber :
1.Al-Qur’an dan Terjemah , www.salafi-Db.com
3.Tabarruk Memburu Berkah ( Terjemahan),DR. Nashir bin
‘Abdurrahman bin Muhammad al-Judai’
5.Artikel www.muslim.or.id
6. Artikel www. AsySyariah com
7.Artikel www.rumaysho.com
8.Artikel www.darusalaf.com
Selesai disusun, menjelang Dzuhur, Selasa ,20 Muharram 1434H,4
Desember 2012
. ( Musni Japrie )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar