P e n d a h u l u a n
Sungguh miris hati ini
bila melihat tayangan di televisI yang menggambarkan adanya perkelahian dan
tarungan serta kerusuhan massal yang melibatkan dua kelompok massa, dimana
ternyata kedua kelompok yang bertarung dan tawuran tersebut tidak lain ternyata
adalah sesama kaum muslimin.
Sesama muslim rela
berdarah-darah bahkan sampai ada yang tewas terkena senjata tajam tiada lain
hanyalah sekedar terbawa kemarahan yang tidak tertahankan dan kesabaran yang
sirna.
Atas kejadian yang sering
melanda di berbagai tempat di negeri ini menjadikan syaithan sangatlah bergembira ria, karena
keberhasilannya menggoda mereka-mereka kaum muslimin yang mudah digoda dan diperdaya oleh para syaithan yang
terlaknat.
Islam yang bersumb er dari
wahyu Illahi berupa Al-Qur’an dan as-Sunnah
merupakan agama dengan
syari’at yang sangat sempurna dan
sangat lengkap yang mengatur segala sesuatunya tidak saja aturan hubungan
manusia dengan pencipta-Nya, tetapi juga mengatur hal-hal yang berkaitan dengan
aturan hubungan pergaulan sesama manusia (muslim).
Sebagai umat muslim
seharusnya prihatin terhadap tingkah polah mereka-mereka yang samasekali
tidak pernah mau memperdulikan aturan
Islam tentang bagaimana seharusnya antara sesama muslim dalam berinteraksi sehingga terhindar dari hal-hal
yang bersifat negatif dan berakibat
fatal seperti tawuran dan saling bunuh membunuh satu sama lainnya.
Dalam ulasan berikut ini
secara sepintas diketengahkan bagaimana seharusnya akhlak perilaku sesama
muslim satu sama lainnya sebagai orang yang
saling bersaudara.
Bergaul Dengan Sesama saudara Muslim dengan Akhlak Yang Baik
Sebagai agama yang penuh kasih sayang sesama manusia khususnya
terhadap sesama muslim yang disebutkan saling bersaudara satu sama lainnya
mutlak dilandasi dengan akhlak yang
baik, dimana akhlak yang baik mempunyai keutamaan dalam Islam. Dan Islam
memerintahkan kepada umatnya untuk berakhlak yang baik dalam melakukan
pergaulan, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh imam at-Tirmidzi
rahimahullaah ta’ala dari Abu Dzar radhyallaahu’anhu :
سنن الترمذي ١٩١٠: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا
عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ
عَنْ مَيْمُونِ بْنِ أَبِي شَبِيبٍ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ
النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى
هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو
أَحْمَدَ وَأَبُو نُعَيْمٍ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ حَبِيبٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ
قَالَ مَحْمُودٌ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ
عَنْ مَيْمُونِ بْنِ أَبِي شَبِيبٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ قَالَ مَحْمُودٌ وَالصَّحِيحُ حَدِيثُ أَبِي ذَرٍّ
Sunan Tirmidzi 1910: dari
Abu Dzar ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda
kepadaku: "Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada dan
ikutilah setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta pergauilah manusia dengan akhlak
yang baik." Hadits semakna juga diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Abu
Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih.
Rasullullah
shallallahu’alaihi wa sallam telah pula memerintahkan kepada umat Islam agar
memperlakukan orang dengan akhlak yang b
aik, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad rahimahullaah
ta’ala dalam Musnad beliau dari Mu’adz radhyallaahu’anhu :
مسند أحمد ٢٠٩٨٤: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ
حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ مَيْمُونِ بْنِ أَبِي شَبِيبٍ عَنْ مُعَاذٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
لَهُ يَا مُعَاذُ أَتْبِعْ السَّيِّئَةَ بِالْحَسَنَةِ تَمْحُهَا وَخَالِقْ النَّاسَ
بِخُلُقٍ حَسَنٍ
فَقَالَ وَقَالَ وَكِيعٌ وَجَدْتُهُ فِي كِتَابِي عَنْ أَبِي ذَرٍّ
وَهُوَ السَّمَاعُ الْأَوَّلُ قَالَ أَبِي وَقَالَ وَكِيعٌ قَالَ سُفْيَانُ مَرَّةً
عَنْ مُعَاذٍ
Musnad Ahmad 20984: dari
Mu'adz bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda padanya; "Hai
Mu'adz! Ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya akan menghapusnya dan perlakukan orang dengan akhlak yang
baik."
Sesama Muslim Saling Bersaudara
Islam telah mensyari’atkan
bahwa orang-orang yang beriman yang dalam hal ini adalah orang orang muslim
sesungguhnya satu sama lain saling bersaudara . Untuk itu Allah subhanahu wa
ta’ala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya
agar memperbaiki hubungan antara sesama saudaranya. Hal ini ditegaskan
Allah ta’ala dalam firman –Nya :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu
dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.(QS.Al Hujuraat : 10)
Di dalam ayat lain disebutkan pula
Firman Allah subhanahu wa ta’ala :
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ
نِعْمَةَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم
بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم
مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu
semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang
yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.( QS.Ali Imran: 103 )
Ayat Allah itu membawa
suatu petunjuk kepada kita bahwa orang beriman
itu saling bersaudara satu sama lain tidak saling bermusuhan dan bersatu dalam islam.
Jika orang-orang mukmin
itu bersaudara mereka diperintahkan untuk dapat melunakkan hati dan
mempersatukannya, dilarang melaku kan apa yang dapat menyebabkan perpecahan dan
perselisihan. Berkata Syaikh Muhammad Hayat As-Sindi: "Persaudaraan Islam
itu lebih kuat dari persaudaraan karena nasab."
Kalimat "jadilah kamu
sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara" maksudnya hendaklah kamu
saling bergaul dan memperlakukan orang lain sebagai saudara dalam kecintaan,
kasih sayang, keramahan, kelembutan, dan tolong-menolong dalam kebaikan dengan
hati ikhlas dan jujur dalam segala hal.
Kalimat "seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain,
maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan
menghinakannya" Yang dimaksud menelantarkan yaitu tidak memberi bantuan
dan pertolongan.
Rasullullah Shallallahu’alaihi wa Sallam Mempersaudarakan sesama
muslim
Pentingnya memiliki rasa persaudaraan di dalam islam
ditunjukkan dan disikapi oleh Rasullullah shallallahu’alahi wa salam yang patut
dijadikan contohd an teladan oleh umat beliau, dimana berdasarkan catatan
sejarah pada saat sebagian kaum muslimin yang terdiri dari sahabat-sahabat
setia yang berhijrah dari Mekah ke Madinah mengikuti Rasullullah
shallallahu’alaihi wa sallam yang dikenal dengan sebutan kaum muhajirin,
setibanya di Madinah dipersaudarakan
dengan orang-orang Muslim Madinah yang dikenal dengan sebutan kaum anshar.
Hal ini tercatat dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Abu Daud rahimahullaah ta’ala yang berasal dari Anas
bin Malik radhyallaahu’anhu :
سنن أبي داوود ٢٥٣٧: حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ
عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ
حَالَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ
الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ فِي دَارِنَا فَقِيلَ لَهُ أَلَيْسَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا حِلْفَ فِي الْإِسْلَامِ فَقَالَ حَالَفَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ
فِي دَارِنَا مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا
Sunan Abu Daud 2537: dari Anas bin Malik berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam mempersaudarakan antara orang-orang muhajirin dan
anshar di rumah kami. Kemudian dikatakan kepadanya; bukankah Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam telah mengatakan: "Tidak ada perjanjian dalam
Islam?" Kemudian ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
mempersaudarakan antara orang-orang muhajirin dan anshar di rumah kami. Ia
mengucapkannya dua atau tiga kali.
Dalam hadits lain yang
diriwayatkan oleh imam at Tirmidzi dari sahabat Ibnu Umar radhyallaahu’anhu :
سنن الترمذي ٣٦٥٤: حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى الْقَطَّانُ
الْبَغْدَادِيُّ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ قَادِمٍ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ صَالِحِ
بْنِ حَيٍّ عَنْ حَكِيمِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ جُمَيْعِ بْنِ عُمَيْرٍ التَّيْمِيِّ عَنْ
ابْنِ عُمَرَ قَالَ
آخَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ
أَصْحَابِهِ فَجَاءَ عَلِيٌّ تَدْمَعُ عَيْنَاهُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ آخَيْتَ
بَيْنَ أَصْحَابِكَ وَلَمْ تُؤَاخِ بَيْنِي وَبَيْنَ أَحَدٍ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْتَ أَخِي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَفِي الْبَاب
عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي أَوْفَى
Sunan Tirmidzi 3654: dari
Ibnu Umar dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
mempersaudarakan antara para sahabatnya, tiba-tiba Ali datang dengan meneteskan
air mata sambil berkata; "Wahai
Rasulullah, anda telah mempersaudarakan antara para sahabat anda, namun
anda tidak mempersaudarakan antara aku dengan yang lain." Maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Kamu adalah saudaraku di
dunia dan Akhirat." Abu Isa berkata; "Hadits ini adalah hadits hasan
gharib, dan dalam bab ini juga ada riwayat dari Zaid bin Abu Aufa."
Tentang
dipersaudarakannya antara kaum muhajirin
dan dengan kaum anshar sebagai sesama muslim juga disinggung dalam hadits
riwayat imam Bukhari rahimahullah ta’ala :
صحيح البخاري ٣٤٩٦: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
قَالَ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ
لَمَّا قَدِمُوا الْمَدِينَةَ آخَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَسَعْدِ بْنِ الرَّبِيعِ
قَالَ لِعَبْدِ الرَّحْمَنِ إِنِّي أَكْثَرُ الْأَنْصَارِ مَالًا فَأَقْسِمُ مَالِي
نِصْفَيْنِ وَلِي امْرَأَتَانِ فَانْظُرْ أَعْجَبَهُمَا إِلَيْكَ فَسَمِّهَا لِي أُطَلِّقْهَا
فَإِذَا انْقَضَتْ عِدَّتُهَا فَتَزَوَّجْهَا قَالَ بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِي أَهْلِكَ
وَمَالِكَ أَيْنَ سُوقُكُمْ فَدَلُّوهُ عَلَى سُوقِ بَنِي قَيْنُقَاعَ فَمَا انْقَلَبَ
إِلَّا وَمَعَهُ فَضْلٌ مِنْ أَقِطٍ وَسَمْنٍ ثُمَّ تَابَعَ الْغُدُوَّ ثُمَّ جَاءَ
يَوْمًا وَبِهِ أَثَرُ صُفْرَةٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَهْيَمْ قَالَ تَزَوَّجْتُ قَالَ كَمْ سُقْتَ إِلَيْهَا قَالَ نَوَاةً مِنْ ذَهَبٍ
أَوْ وَزْنَ نَوَاةٍ مِنْ ذَهَبٍ شَكَّ إِبْرَاهِيمُ
Shahih Bukhari 3496: Telah
bercerita kepada kami Isma'il bin 'Abdullah berkata, telah bercerita kepadaku
Ibrahim bin Sa'ad dari bapaknya dari kakeknya berkata; Ketika mereka (Kaum
Muhajirin) telah tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
mempersaudarakan 'Abdur Rahman bin 'Auf dengan Sa'ad bin ar-Rabi'. Sa'ad
berkata kepada 'Abdur Rahman; "Aku adalah orang Anshar yang paling banyak
hartanya, maka hartaku aku akan bagi dua dan aku mempunyai dua istri, maka
lihatlah mana diantara keduanya yang menarik hatimu dan sebut kepadaku nanti
aku akan ceraikan dan apabila telah selesai masa iddahnya silakan kamu
menikahinya". 'Abdur Rahman berkata; "Semoga Alah memberkahimu pada
keluarga dan hartamu. Dimana letak pasar-pasar kalian?". melainkan dengan
membawa keju dan minyak samin yang banyak. Lalu dia terus berdagang hingga pada
suatu hari dia datang dengan mengenakan pakaian dan wewangian yang bagus. Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bertanya kepadanya: "Bagaimana keadaanmu?". 'Abdur
Rahman menjawab; "Aku sudah menikah". Beliau bertanya lagi:
"Berapa jumlah mahar yang kamu berikan padanya?". 'Abdur Rahman
menjawab; "Sebiji emas atau seberat biji emas".
Banyak sekali hadits yang
membicarakan tentang upaya Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam dalam
mempersaudarakan para sahabat-sahabat beliau, salah satunya seperti yang
diriwayatkan oleh imam Muslim rahimahullaah ta’ala dari Anas bin Malik radhyallaahu’anhu :
صحيح مسلم ٤٥٩٢: حَدَّثَنِي حَجَّاجُ بْنُ الشَّاعِرِ حَدَّثَنَا
عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آخَى
بَيْنَ أَبِي عُبَيْدَةَ بْنِ الْجَرَّاحِ وَبَيْنَ أَبِي طَلْحَةَ
Shahih Muslim 4592: dari
Anas bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mempersaudarakan
antara Abu Ubaidah bin Jarrah dengan Abu Thalhah
Hadist-hadits tersebut diatas menggambarkan
upaya Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam untuk mempersatukan hati antara
sabahat-sahabat agar timbul rasa kasih sayang dan rasa cinta satu lain dan
saling tolong menolong sebagai saudara seagama sehingga akan memperkuat
persatuan dalam menegakkan Islam . Selain itu
dengan adanya persaudaraan tersebut akan terjalin kerja sama yang saling
menguntungkan dan kuta serta tangguh untuk kepentingan da’wah Islam.
Berikutnya berdasarkan
hadits Rasullullah shallallaahu’alaihi wa sallam tersebut diatas, maka bagi
umat Islam yang belakangan merupakan contoh yang perlu diikuti untuk menjadikan
sesama muslim itu sebagai saudara seagama dengan memenuhi hak-haknya sebagai
muslim dan melakukan tindakan-tindakan yang sejalan bagaimana sikap orang yang
saling bersaudara.
Hak sesama muslim
Sebagai sesama muslim yang
saling bersaudara karena agama , maka setiap muslim satu sama lainnya mempunyai
hak yang sama yang harus dihormati dan dipenuhi oleh masing-masing pihak.
Sebagai salah satu contoh hak sesama muslim yang dimaksudkan adalah sebagai
yang disebutkan dalam hadits riwayat imam Bukhari rahimahullaah ta’ala dari sahabat Abu Hurairah radhyallaahu’anhu :
صحيح البخاري ١١٦٤: حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ
أَبِي سَلَمَةَ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي
سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ
وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ
تَابَعَهُ عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ وَرَوَاهُ
سَلَامَةُ بْنُ رَوْحٍ عَنْ عُقَيْلٍ
Shahih Bukhari 1164: dari
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Hak muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu; menjawab salam, menjenguk
yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang yang
bersin
Dalam hadits lain yang juga diriwayatkan oleh imam Bukhari
rahimahullah ta’ala dari al-Bara :
صحيح البخاري ٤٧٧٧: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ حَدَّثَنَا
أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ الْأَشْعَثِ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ سُوَيْدٍ قَالَ الْبَرَاءُ
بْنُ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
أَمَرَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ
وَنَهَانَا عَنْ سَبْعٍ أَمَرَنَا بِعِيَادَةِ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعِ الْجِنَازَةِ
وَتَشْمِيتِ الْعَاطِسِ وَإِبْرَارِ الْقَسَمِ وَنَصْرِ الْمَظْلُومِ وَإِفْشَاءِ السَّلَامِ
وَإِجَابَةِ الدَّاعِي وَنَهَانَا عَنْ خَوَاتِيمِ الذَّهَبِ وَعَنْ آنِيَةِ الْفِضَّةِ
وَعَنْ الْمَيَاثِرِ وَالْقَسِّيَّةِ وَالْإِسْتَبْرَقِ وَالدِّيبَاجِ
تَابَعَهُ أَبُو عَوَانَةَ وَالشَّيْبَانِيُّ عَنْ أَشْعَثَ فِي
إِفْشَاءِ السَّلَامِ
Shahih Bukhari 4777: dari
Al Bara` bin Azib radliallahu 'anhuma berkata; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam telah memerintahkan kami tujuh perkara dan juga melarang kami dari
tujuh perkara. Beliau memerintahkan kami untuk menjenguk orang sakit, mengantar
jenazah, menjawab orang yang bersin, menunaikan sumpah, menolong orang yang
terzhalimi, menebarkan salam dan memenuhi undangan. Kemudian beliau melarang
kami untuk mengenakan cincin emas, memakai bejana perak, mencabut uban,
mengenakan Al Qassiyyah (pakaian yang bercampur dengan bahan sutera), Al
Istibraq (kain yang dilapisi dengan bahan sutera) dan Ad Diibaj (sejenis pakain
dari kain sutera). Hadits ini diperkuat oleh Abu Awanah dan Asy Syaibani dari
Asy'ats dalam menyebarkan salam.
Gambaran tentang hak
sesama muslim menurut hadits tersebut diatas hanyalah merupakan contoh kecil
tentang perlunya sesama muslim untuk memenuhi hak-hak saudara muslim lainnya
yang tentunya jauh lebih besar. Karena sesungguhnya sangatlah banyak hak-hak sesama saudara muslim yang harus dipenuhi
oleh saudara muslim lainnya, seperti contoh hak-hak saudara muslim pejalan kaki
di jalan raya, atau hak-hak saudara muslim lainnya yang sama-sama menaiki
kendaraan yaitu untuk tidak saling mendahului hanya sekedar untuk agar cepat sampai
ketujuan. Begitu juga dalam hal antrian untuk berbagai keperluan, banyak
diantara kaum muslimin yang tidak menghormati hak orang lain, dengan cara
mendahului orang lain yang ada di depannya.
Persaudaraan bagi sesama
muslim dalam syari’at Islam sangat memegang peran yang penting sehingga
persaudaraan tersebut perlu dibina secara intensif dan secara berkelanjutan
oleh setiap individu muslim. Beberapa hal yang diperintahkan dalam Islam bagi
setiap muslim yang berkaitan dengan akhlak terhadap sesama saudara muslim
lainnya sehingga dengan akhlak yang
digariskan teresbut dapatlah dibina hubungan yang baik.
Akhlak terpuji seorang
muslim terhadap saudaranya sesama muslim antara lain meliputi :
1.Mencintai saudaranya
sesama muslim
2.Mencintai karena Allah
3.Tolong menolong
4.Membantu Saudara Yang
Kesulitan
5.Menyuruh kepada amar
ma’ruf
6. Menutupi a’ib
saudaranya sesama muslim
7. Saling menyanyangi satu
sama lainnya.
8.Mendoakan kebaikan
9.Menebarkan/mengucapkan
salam
10.Saling Berjabatan
Tangan Ketika Bertemu
11.Ramah tamah dan rendah
hati
12.Mendahulukan
Kepentingan Saudaranya daripada Kepentingan Sendiri
13..Berprasangka baik
Berikut ini diulas secara
sepintas hal-hal yang telah disyari’atkan
sebagai akhlak bagi kaum muslimin dalam rangka membina hubungan
persaudaraan sesama muslim sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal dan
dihindarkannya kemudharatan sebagai dampak dari terabaikannya syarat-syarat
persaudaraan.
1.Saling Mencintai sesama muslim karena Allah
Saling mencintai diantara
sesama umat muslim karena Allah perlu ditumbuh kembangkan oleh kaum muslimin
sehingga dengan adanya rasa cinta tersebut maka akan terciptalah suasana yang
harmonis ditengah-tengah masyarakat muslim. Dengan adanya rasa cinta kepada
sesama muslim maka akan terhindarlah
hal-hal yang dapat menjadi sumber ketidak harmonisan dan permusuhan satu
sama lainnya.
Saling mencintai diantara
sesama muslim telah diperintahkan oleh
Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh imam Muslim rahimahullaah ta’ala yang bersumber dari sahabat Anas bin
Malik radhyalllahu’anhu :
صحيح مسلم ٦٠: حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَمُحَمَّدُ
بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي عُمَرَ وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ جَمِيعًا عَنْ الثَّقَفِيِّ
قَالَ ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي
قِلَابَةَ عَنْ أَنَسٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ
مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا
لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ
مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Shahih Muslim 60: dari
Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata, "Tiga perkara
jika itu ada pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; orang yang
mana Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, mencintai
seseorang yang ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan benci untuk
kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran tersebut
sebagaimana ia benci untuk masuk neraka."
Hadits yang serupa yang
membicarakan tentang pentingnya saling mencinta karena Allah diantara sesama
muslim diriwayatkan pula oleh imam Bukhari rahimahullaah ta’ala dari Abu
Huhairah radhyalllahu’anhu :
صحيح البخاري ١٣٣٤: حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ
عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ حَفْصِ بْنِ
عَاصِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ
يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ إِمَامٌ
عَدْلٌ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ
وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ
دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ
تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ
وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Shahih Bukhari 1334: dari
Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda:
"Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan
(perlindungan) dari Allah dibawah naunganNya (pada hari qiyamat) yang ketika
tidak ada naungan kecuali naunganNya. Yaitu; Pemimpin yang adil, seorang pemuda
yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rabnya, seorang laki-laki yang
hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, keduanya
bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang
diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata,
"aku takut kepada Allah", seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya
hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan
kanannya, dan seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan
diri sendirian hingga kedua matanya basah kepada
Saling memiliki rasa cinta
antara kaum muslimin yang dilandasi karena Allah semata a kan menjadikan
persaudaraan satu dengan yang lainnya menjadi ikhlas tanpa didasari atas
pertimbangan dunia yang lebih bersifat kepada perhitungan untung rugi, karena
kadang-kadang dari pikiran yang jahil muncul pertanyaan apa yang dapat diperoleh dari sebuah persahabatan ?, apakah
persabahatan tersebut akan memberikan manfaat yang bersifat keduniaan, apabila
sebuah persahabatan yang dilandasi kepada adanya kepentingan dan manfaat dunia
belaka, bukan persaudaraan karena Allah maka persaudaraan tersebut hanya
bersifat sementara dan akan putuslah hubungan sejalan dengan tidak adanya lagi
manfaat yang diharapkan di dalamnya. Berbeda tentunya dengan persaudaraan yang
dilandasi karena Allah azza wa jalla
sebagaimana yang dimaksudkan oleh Hadits Rasullullah shallallaahu’alai
wa sallam.
Hendaklah setiap orang di
antara kaum muslimin itu melakukan
mu'amalah ukhuwah (persaudaraan) dengan sebenar-benarnya dengan cara
menghendaki kebaikan untuk saudaranya sebagaimana menghendaki untuk dirinya,
dan membenci kejahatan yang ada pada saudaranya seperti membenci kejahatan itu
menimpa dirinya.( Insya Allah Bersambung ke Bagian kedua )
Sumber :
1.Al Qur’an dan
Terjemahan, www.salafi-db.com
2.Ensiklopedi Hadits Kitab
9 imam,www.lidwapusaka.com
3.Shahih Fadhail A’mal,
Syaikh Ali bin Muhammad al-Maghribi.
5.A rtikel www.
Al-Atssyariyah
6. Artikel
.www.darussallam.wordpress.com.
7.Artikel www.
muslimah.or.id
Samarinda, 6 Rajab 1434 H
/ 16 Mei 2013 M
( Musni Japrie )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar