Islam sebagai agama tauhid, agama yang mengesakan Allah
subhanahu ta’ala sebagai satu-satunya Allah yang berhak untuk disembah sangat
keras menentang adanya menyekutukan Allah dengan sesuatu selainnya. Namun
demikian masih ada saja sebagian dari umat islam ini, meskipun mereka mengakui
Allah subhanahu wa ta’ala sebagai yang esa,
melakukan berbagai amal ibadah yang diperintahkan tetapi di dalam
praktek keseharian mereka masih pula melakukan berbagai ritual peninggalan
nenek moyang mereka yang jahiliyah. Begitu banyak praktek-praktek kesyirikan
yang mereka lakukan dengan dalih sebagai kebiasaab adat istiadat dan tradisi
yang perlu dipertahankan. Mereka beranggapan bahwa yang dinamakan syirik itu
adalah melakukan penyembahan secara fisik kepada berhala-berhala sebagai mana
yang dilakukan oleh kaum musyrikin dimasa Arab jahiliyah.
Sesungguhnya syirik itu tidak hanya terbatas menyembah
kepada selain Allah, tetapi hakikat syirik itu sangat luas dan tidak terbatas.
Syirik itu meliputi syirik rububiyah,syirik uluhiyah dan syirik asma wal sifat.
Dan kita sebagai umat muslim harus mewaspadai hal tersebut agar tidak
terjerumus kedalamnya agar selamat dari neraka kelak dikemudian hari.
Tauhid adalah perintah Alloh yang paling besar. Dan
kemusyrikan adalah larangan Alloh yang paling besar juga. Syirik (kemusyrikan)
adalah: menjadikan sekutu atau tandingan bagi Alloh Ta’ala di dalam rububiyah
(perbuatanNya), uluhiyah (hakNya untuk ditaati secara mutlak dengan penuh kecintaan
dan pengagungan), dan asma’ dan sifat (nama-namaNya yang indah dan
sifat-sifatNya yang sempurna). Dan yang umum, terjadinya kemusyrikan adalah di
dalam uluhiyah. Yaitu seseorang berdoa kepada Alloh dan kepada selainNya, atau
mempersembahkan sesuatu dari jenis-jenis ibadah kepada selain Alloh, seperti:
penyembelihan binatang, nadzar, rasa takut, berharap, dan kecintaan. (Kitab
Muqorror Tauhid lish Shoff ats-Tsalits al-‘Ali fil Ma’ahid al-Islamiyah, juz 3,
hlm: 10)
Maka barangsiapa mengenal keagungan tauhid dan mengetahui
bahaya kemusyrikan dengan sebenarnya, maka dia akan berusaha mewujudkan tauhid
dan menjauhi kemusyrikan. Bahkan dia juga khawatir dan takut terhadap
kemusyrikan, jangan sampai dia terjerumus ke dalamnya, baik dengan sengaja atau
tidak sengaja.
Mengapa orang harus takut terhadap kemusyrikan? Inilah di
antara perkara-perkara yang melandasi hal tersebut:
1. Kemusyrikan merupakan dosa yang tidak diampuni oleh
Alloh di akhirat.
إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ
ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan
Dia mengampuni segala dosa selain (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa’ (4): 48)
Syeikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata
di dalam Tafsirnya pada ayat ini: “Allah Ta’ala memberitakan bahwa Dia tidak
akan mengampuni orang yang menyekutukanNya dengan seorangpun dari kalangan
makhluk. Dan Dia akan mengampuni dosa-dosa selain (syirik) itu, baik dosa-dosa
kecil atau besar, yaitu sewaktu Dia berkehendak mengampuninya, jika ditetapkan
oleh hikmahNya dan ampunanNya. …Ini berbeda dengan syirik, karena seorang musyrik
telah menutup pintu-pintu ampunan atas dirinya, dan mengunci pintu-pintu
rahmat, sehingga seluruh ketaatan tanpa tauhid tidak akan bermanfaat baginya,
musibah-musibah tidak akan berfaidah sedikitpun baginya, dan pada hari kiamat
mereka tidak mempunyai pemberi syafa’at seorangpun, dan tidak pula mempunyai
teman yang akrab.” (Taisir Karimir Rahman Fi Tafsir Kalamil Mannan)
2. Kemusyrikan menggugurkan seluruh amalan sholih.
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Seandainya mereka (para Nabi) mempersekutukan Alloh,
niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-An’am
(6): 88)
Syeikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata
di dalam Tafsirnya pada ayat ini: “Sesungguhnya syirik itu melenyapkan amalan,
dan menyebabkan kekal di dalam neraka. Maka jika hamba-hamba pilihan tersebut
(yakni para Nabi) seandainya berbuat syirik –tetapi mereka tidak mungkin-
niscaya lenyaplah amalan-amalan mereka, maka terlebih lagi selain mereka.”
(Taisir Karimir Rahman Fi Tafsir Kalamil Mannan)
Dia juga berfirman:
وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ
أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِّنَ الْخَاسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada
(nabi-nabi) sebelummu:”Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus
amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar (39):
65)
Syeikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata
di dalam Tafsirnya pada ayat ini: “Maka di dalam nubuwah seluruh Nabi bahwa
syirik itu melenyapkan amalan, sebagaimana Allah telah berfirman di dalam surat
Al-An’am.” (Taisir Karimir Rahman Fi Tafsir Kalamil Mannan)
Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
berkata: “Dan telah maklum berdasarkan dalil-dalil syar’i dari Al-Kitab dan
As-Sunnah bahwa seluruh amalan dan perkataan hanyalah sah dan diterima jika
muncul dari aqidah shohihah (yang benar). Jika aqidah tidak shohihah, maka
seluruh amalan dan perkataan yang muncul daripun menjadi batal.” (Aqidah Shohihah
Wa Nawaqidhul Islam, hal:3)
3. Mati dalam keadaan syirik pasti masuk neraka dan kekal
selamanya.
Alloh Ta’ala berfirman:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللهَ هُوَ الْمَسِيحُ
ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَابَنِى إِسْرَاءِيلُ اعْبُدُوا اللهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ
النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
“Sesungguhnya Alloh ialah Al-Masih putera Maryam”, padahal Al-Masih (sendiri)
berkata:”Hai Bani Israil, sembahlah Alloh, Robbku dan Robbmu”. Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Alloh, maka pasti Alloh
mengharamkan surga kepadanya, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah (5): 72)
4. Nabi Ibrohim mengkhawatirkan kemusyrikan terhadap diri
beliau dan keturunan beliau.
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ ءَامِنًا
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ اْلأَصْنَامَ , رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ
كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ
Dan (ingatlah), ketika Ibrohim berkata: “Ya Robbku,
jadikanlah negeri ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta
anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.
Ya Robbku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah
menyesatkan kebanyakan dari manusia. (QS. Ibrohim (14): 35-36)
Kalau Nabi Ibrohim saja tidak merasa aman dari syirik,
padahal beliau adalah kholil (kekasih) Alloh, bapak para Nabi, dan imam bagi
para ahli tauhid, maka bagaimanakah dengan selain beliau?! Mestinya lebih
merasa tidak aman, amat takut terjerumus ke dalam kemusyrikan.
5. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
mengkhawatirkan kemusyrikan terhadap umat beliau.
Beliau telah bersabda di dalam sebuah hadits yang shohih:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ
قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الرِّيَاءُ يَقُولُ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ
اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ
عِنْدَهُمْ جَزَاءً
Sesungguhnya yang paling aku takutkan terhadap kamu adalah
syirik ash-ghor (syirik kecil). Para sahabat bertanya: “Apakah syirik ash-ghor
itu wahai Rosululloh?”. Beliau menjawab: “Riya’. Alloh ‘Azza wa Jalla akan
berkata kepada mereka pada hari kiamat, apabila seluruh manusia telah dibalas
amal-amal mereka, “Pergilah kepada orang-orang yang kamu berbuat riya’ di
dunia, kemudian lihatlah, apakah kamu akan mendapatkan balasan pada mereka!”.
(HR. Ahmad, no: 23119; Ath-Thobaroni di dalam Al-Kabiir, no: 4301; dari Mahmud
bin Labid. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Silsilah Ash-Shohihah,
no: 951)
Inilah di antara perkara yang mengharuskan manusia untuk
takut dan waspada terhadap kemusyrikan. Intinya adalah sebagaimana penjelasan
imam Ibnul Qoyyim ketika beliau menerangkan tentang keburukan-keburukan syirik.
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Karena syirik kepada Allah
bertentangan sama sekali dengan tujuan ini (tujuan penciptaan, diutusnya para
rasul dan diturunkannya kitab-kitabNya), maka syirik merupakan dosa besar yang
terbesar secara mutlak, dan Allah mengharamkan sorga bagi setiap orang musyrik,
menghalalkan darahnya, hartanya, dan keluarganya untuk orang-orang yang bertauhid,
dan menjadikan orang-orang musyrik sebagai budak mereka, ketika orang-orang
musyrik tidak melaksanakan peribadahan kepada Allah. Dan Allah enggan menerima
amalan dari orang musyrik, atau menerima syafa’at untuknya, atau mengabulkan
doanya di akhirat, atau menggugurkan kesalahannya di akhirat. Karena orang
musyrik adalah orang yang paling bodoh, karena telah menjadikan tandingan bagi
Allah dari makhlukNya, hal itu merupakan puncak kebodohan terhadapNya,
sebagaimana itu merupakan puncak kezhaliman darinya. Walaupun orang musyrik itu
tidaklah menzhalimi Rabbnya, tetapi dia hanyalah menzhalimi dirinya.” (Ad-Da’
Wad Dawa’, hal:197, dengan penelitian Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi, penerbit:
Dar Ibnil Jauzi).
Syirik
( Menyekutukan Allah ) Dengan Sesuatu
Selain-Nya
Syirik bukanlah hanya sekedar diartikan
dengan seseorang menyembah berhala atau mengakui ada pencipta selain Allah.
Meskipun menyembah berhala memang
termasuk syirik. Namun kesyirikan sebenarnya lebih luas daripada itu. Yaitu
yang berkaitan dengan masalah ibadah, jika ada satu ibadah dipalingkan
kepada selain Allah, itu pun sudah termasuk syirik.
Syirik merupakan bahaya yang terbesar dan penyakit yang
paling berbahaya. Syirik sebagai penyakit
hati, karena sumber kesyirikan bermula dari keyakinan (i’tiqad) yang ada
di dalam hati. Bahwa ulama membagi jenis syirik menjadi dua bagian :
Pengertian Syirik dan
Pembagiannya
Syirik adalah lawan dari tauhid.
Jika yang dimaksud dengan tauhid adalah mengesakan dan mengkhususkan Allah
dalam perbuatanNya (rububiyah), dalam
hal ibadah (uluhiyah), dan dalam hal nama dan sifatNya (asma’ wa sifat), maka
syirik adalah kebalikannya, yaitu menyekutukan Allah dalam hal yang sebenarnya
menjadi kekhususan bagi Allah, baik dalam perbuatanNya (rububiyah), dalam hal ibadah
(uluhiyah), atau dalam hal nama dan sifatNya (asma’ wa sifat).
Syirik dalam hal perbuataki,
mendatangkan bencana, dll. yang sebenarnya perbuatan tersebut adalah hak Allah.
Syirik dalam hal ibadah (uluhiyah) adalah melakukan ibadah kepada selain Allah
baik ibadah itu berupa do’a, menyembelih, tawakkal, bersedekah, dll. Adapun
syirik dalam nama-nama dan sifat (asma’ wa sifat) Allah adalah meyakini bahwa
adanya makhluk yang memiliki nama dan sifat yang itu sebenarnya adalah
kekhususan bagi Allah semisal mengetahui hal yang gaib.
Menurut kadarnya, syirik terbagi
dua, yaitu syirik akbar (besar) dan syirik asghar (kecil). Syirik akbar adalah
menyekutukan Allah dalam kekhususan-Nya (yaitu dalam rububiyah, uluhiyah, dan
asma’ wa sifat) yang mengakibatkan batalnya keislaman pelakunya. Sedangkan
syirik asghar adalah menyekutukan Allah dalam kekhususan-Nya akan tetapi
–berdasarkan Al Qur’an dan hadits– tidaklah menyebabkan keislaman pelakunya
batalKonsekuensi Syirik akbar
Perbuatan Syirik Sebagai
Tindakan Kezaliman Yang Besar Terhadap
Allah Dan Dosa Yang Tidak Diampuni
Sesungguhnya banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an yang membicarakan
tentang diharamkannya perbuatan membuat tandingan-tandingan atau sekutu-sekutu
terhadap Allah Yang Maha Esa.
Begitu banyak manusia yang didalam praktek kehidupan
sehari-harinya tanpa disadarinya telah melakukan penyembahan kepada sesuatu
selain Allah walaupun bentuk penyembahan tersebut tidak dalam bentuk sujud, tetapi dalam bentuk lain
seperti meyakini sesuatu itu dapat mendatangkan kemudharatan bagi dirinya (
misalnya meyakini hari atau bulan yang mendatangkan sial).Hal semacam ini tiada
lain adalah bentuk perbuatan syirik.Firman Allah subhanahu wa ta’ala :
يَدْعُو مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُ وَمَا لَا يَنفَعُهُ
ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ
Ia menyeru selain Allah, sesuatu
yang tidak dapat memberi mudharat dan tidak (pula) memberi manfa'at kepadanya.
Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.(QS.Al Hajj:12 )
Dalam ayat lain Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman :
قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَمْلِكُ لَكُمْ
ضَرًّا وَلاَ نَفْعًا وَاللّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Katakanlah: "Mengapa
kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat
kepadamu dan tidak (pula) memberi manfa'at ?" Dan Allah-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS.Al Maidah : 76 )
Kepada
mereka-mereka yang melakukan perbuatan syirik dengan berbagai prilakunya Allah
bertanya sebagaimana dengan
Firman -Nya :
قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكُمْ
شَيْئًا وَلَا يَضُرُّكُمْ
Ibrahim berkata: Maka mengapakah
kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfa'at
sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?"(QS.Al Anbiyaa’:66 )
Orang-orang yang melakukan kesyirikan tehadap Allah adalah
orang-orang kafir seperti yang disinggung dalam firman-Nya :
وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُهُمْ وَلَا يَضُرُّهُمْ
وَكَانَ الْكَافِرُ عَلَى رَبِّهِ ظَهِيرًا
Dan mereka menyembah selain Allah
apa yang tidak memberi manfa'at kepada mereka dan tidak (pula) memberi mudharat
kepada mereka. Adalah orang-orang kafir itu penolong (syaitan untuk berbuat
durhaka) terhadap Tuhannya.(QS.Al Furqon:55)
Orang-orang
musyrik dan kafir mengatakan bahwa mereka sebenarnya tidaklah menyembah sesuatu
selain Allah melainkan hanya sekedar sarana untuk mendekatkan diri melalui sesuatu
selain Allah itu, sebagaimana disinggung dalam firman Allah ta’ala :
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن
دُونِهِ أَوْلِيَاء مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ
لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah
agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung
selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya
mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya".
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka
berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
pendusta dan sangat ingkar.(QS.Az Zumar:3)
Firman Allah ta’ala :
فَلاَ تَضْرِبُواْ لِلّهِ الأَمْثَالَ إِنَّ اللّهَ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ
لاَ تَعْلَمُونَ
Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah.
Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.( QS.An Nahl : 74 )
Firman Allah ta’ala :
أَلا إِنَّ لِلّهِ مَن فِي السَّمَاوَات وَمَن فِي الأَرْضِ وَمَا
يَتَّبِعُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللّهِ شُرَكَاء إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ
الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ
Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit
dan semua yang ada di bumi. Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain
Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali
prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga.(QS.Yunus: 66 )
Firman Allah subhanahu wa ta’ala :
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ فِرَاشاً وَالسَّمَاء بِنَاء وَأَنزَلَ
مِنَ السَّمَاء مَاء فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقاً لَّكُمْ فَلاَ تَجْعَلُواْ
لِلّهِ أَندَاداً وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
Dialah yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari
langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah [30],
padahal kamu mengetahui.( QS.Al Baqarah : 22 )
K e t e r a n g a n
:
[30] Ialah segala sesuatu yang disembah di samping
menyembah Allah seperti berhala-berhala, dewa-dewa, dan sebagainya.
Barang siapa yang
telah berbuat syirik kepada Allah baik secara langsung melakukan
penyembahan/bersujud kepada sesuatu selain Allah, mengagung-agungkan sesuatu
lain Allah sebagaimana mengagung-agungkan Allah atau melakukan kesyirikan
secara tidak langsung menyembah kepada sesuatu selain Allah seperti
berkeyakinan pada sesuatu itu dapat mendatangkan kebaikan atau kemudharatan
maka Alla h subhanahu wa ta’ala
tidak akan memberikan ampunan kepada mereka.Firman Allah ta’ala :
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ
ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS.An Nisaa : 48 )
Pada ayat yang lain Allah ta’ala berfirman :
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ
ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni
dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain
syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
(sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.(QS.An Nisaa: 116 )
Selain ayat-ayat
al-Qur’an yang mengemukakan tentang haramnya melakukan kesyirikan kepada Allah
subhanahu wa ta’ala , Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam juga menambahkan
banyak keterangan tentang syirik tersebut dengan hadits-hadits beliau antara
lain :
1.Hadits Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam tentang
syirik sebagai dosa yang paling besar :
صحيح البخاري ٦٤٠٨: حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ
الْمُفَضَّلِ حَدَّثَنَا الْجُرَيْرِيُّ ح و حَدَّثَنِي قَيْسُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا
إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْبَرُ
الْكَبَائِرِ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ
وَشَهَادَةُ الزُّورِ ثَلَاثًا أَوْ قَوْلُ الزُّورِ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى
قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ
Shahih Bukhari 6408: Sa'id
Al Jurairi telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abu Bakrah dari
ayahnya radliallahu 'anhu mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Dosa yang paling besar diantara dosa-dosa besar lainnya adalah
menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, kesaksian palsu, kesaksian palsu
(beliau mengulanginya tiga kali), atau ucapan dusta, " beliau tidak henti-henti
mengulang-ulanginya sehingga kami mengatakan; 'Duhai, sekiranya beliau diam.'
2.Hadits Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam bahwa
syirik itu asdalah perbuatan zhaliman yang besar :
صحيح البخاري ٦٤٠٧: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا
جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ
{ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ
}
شَقَّ ذَلِكَ عَلَى أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَقَالُوا أَيُّنَا لَمْ يَلْبِسْ إِيمَانَهُ بِظُلْمٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ لَيْسَ بِذَاكَ أَلَا تَسْمَعُونَ إِلَى
قَوْلِ لُقْمَانَ
{ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ }
Shahih Bukhari 6407: dari
Abdullah radliallahu 'anhu, mengatakan; 'Dikala diturunkan ayat; 'Sesungguhnya
orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan keimanan mereka dengan
kezhaliman' (QS. Al an'am 82), para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
merasa gusar, sehingga bertanya; 'Siapakah diantara kami yang tidak mencampur
keimananya dengan kezjhaliman? ' Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam
menjawab; "Bukan itu yang dimaksudkan, tidakkah kalian mendengar ucapan
Luqman; 'sesungguhnya kesyirikan adalah kezhaliman yang besar" (QS. Luqman
13)
3.Hadits Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam yang
menyebutkan bahwa barang siapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah masuk
neraka dan barang siapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah
pasti akan masuk surga :
صحيح البخاري ١١٦٢: حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا
أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا شَقِيقٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ
مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ
وَقُلْتُ أَنَا مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ
الْجَنَّةَ
Shahih Bukhari 1162: Telah
menceritakan kepada kami 'Umar bin Hafsh telah menceritakan kepada kami bapakku
telah menceritakan kepada kami Al A'masy telah menceritakan kepada kami Syaqiq
dari 'Abdullah radliallahu 'anhu berkata; Telah bersabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam: "Barangsiapa yang mati dengan menyekutukan Allah dengan
sesuatu maka dia pasti masuk neraka". Dan aku ('Abdullah) berkata, dariku
sendiri: "Dan barangsiapa yang mati tidak menyekutukan Allah dengan suatu
apapun maka dia pasti masuk surga".
Dalam hadits lain disebutkan :
صحيح البخاري ١١٦١: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا
مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا وَاصِلٌ الْأَحْدَبُ عَنْ الْمَعْرُورِ بْنِ سُوَيْدٍ
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَانِي
آتٍ مِنْ رَبِّي فَأَخْبَرَنِي أَوْ قَالَ بَشَّرَنِي أَنَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي
لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ قُلْتُ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ
قَالَ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ
Shahih Bukhari 1161: dari
Abu Dzar radliallahu 'anhu berkata; Telah bersabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam: "Baru saja datang kepadaku utusan dari Rabbku lalu
mengabarkan kepadaku" atau Beliau bersabda: "Telah datang mengabarkan
kepadaku bahwa barangsiapa yang mati dari ummatku sedang dia tidak menyekutukan
Allah dengan suatu apapun maka dia pasti masuk surga". Aku tanyakan:
"Sekalipun dia berzina atau mencuri?" Beliau menjawab: "Ya,
sekalipun dia berzina atau mencuri".
Allah subhanahu wa
ta’ala mengingatkan dalam al-Qur’an agar hamba-hamba-Nya tidak menyekutukan
Allah sesuai dengan Firman Allah ta’ala :
فَلاَ تَضْرِبُواْ لِلّهِ الأَمْثَالَ إِنَّ اللّهَ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ
لاَ تَعْلَمُونَ
Maka janganlah kamu mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.( QS.An Nahl : 74 )
Firman Allah subhanahu wa ta’ala :
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ فِرَاشاً وَالسَّمَاء بِنَاء وَأَنزَلَ
مِنَ السَّمَاء مَاء فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقاً لَّكُمْ فَلاَ تَجْعَلُواْ
لِلّهِ أَندَاداً وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
Dialah yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari
langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah [30],
padahal kamu mengetahui.( QS.Al Baqarah : 22 )
K e t e r a n g a n
:
[30] Ialah segala sesuatu yang disembah di samping menyembah
Allah seperti berhala-berhala, dewa-dewa, dan sebagainya.
Allah subhanahu wa
ta’ala memerintahkan agar hamba-hamba yang beriman tidak mencampur adukkan iman
mereka dengan syirik dan mereka-mereka tersebut merupakan orang-orang yang
mendapatkan petunjuk.Firman Allah ta’ala :
الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَـئِكَ
لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang
mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS.Al An’am : 82
Selain menyebabkan batalnya
keislaman seseorang, ada beberapa konsekuensi yang akan didapatkan oleh orang
yang melakukan syirik akbar, diantaranya:
Menutup Pintu Surga
Pelaku syirik akbar telah Allah
haramkan untuk masuk surga dan tempatnya di akhirat adalah neraka
–wal‘iyadzubillah–. Hal ini sebagaimana firman Allah :
“Sesungguhnya orang-orang yang
menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan
tempatnya kelak adalah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang
penolong pun.” (QS. Al Maidah: 72)
Menutup Pintu Ampunan
Allah
Barangsiapa mati dalam keadaan belum
bertaubat dari perbuatan syirik akbar, maka ia telah menutup pintu ampunan Allah, sebagaimana Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”(QS.An Nisa’ : 48)
Mengahapus Seluruh
Amalan
Akan sia-sialah seluruh amalan yang
pernah dilakukan oleh seseorang yang melakukan syirik akbar –jika ia tidak
bertaubat–, sebagaimana firman Allah
“Jika kamu
menyekutukan Allah, niscaya akan terhapuslah seluruh amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi.” (QS.Az zumar: 65)
Banyak sekali perbuatan-perbuatan
yang disadari atau tanpa disadari oleh anak manusia merupakan pintu masuk
kepada syirik, untuk itu dalam ulasan berikutnya diketengahkan berbagai
perbuatan yang dimaksud sebagai masukan kepada kaum muslimin untuk
mewaspadainya ( Wallahu’alam)
( Bersambung ke bagian kedua )
Sumber :
1. Al-Qur’an dan Terjemahan,
www.Salafi-DB.com
2. Kitab Hadits 9 Imam, www Lidwa Pusaka .com
3.Fathul Majid ( Terjemahan
),Penjelasan Kitab Tauhid,Dyaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh,Penerbit Pustaka
Azzam
4.Perilaku & Akhlak
Jahiliyah,Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi, penerbit Pustaka Sumayah
5.Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i
6. Ayat-ayat Larangan dan Perintah
dalam Al-Qur’an KH.Qomaruddin dkk, penerbit Diponogoro
7. Ghuluw Benalu Dalam Ber-Islam
Abdurrahman bin MNU’alla Al-Luwaihiq,penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i
8. Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat
& Dzikir Syirik H.Mahrus Ali, penerbit Laa Tasyuki Press
9. Bahaya Mengekor Non Muslim
Muhammad bin ‘Ali Adh Dhabi’I, penerbit
Media Hidayah
Selesai disusun, Senin, 27 Dzulhijjah 1433H/12 Nopember 2012
( Musni Japrie )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar