Gb. Melarungkan sesajen sebagai tradisi memberikan persembahan kepada penguasa laut
Pintu
Syirik Kedua : Melestarikan Warisan tradisi nenek moyang jahiliyah.
Adat istiadat dan budaya yang
dianggap sebagai tradisi yang telah mendarah daging di dalam kehidupan sebagian masyarakat negeri ini menurut
sejarah sebagai warisan baik dari kultur nenek moyang manusia primitif dengan
kepercayaannya pada animisme dan dinamisme, kemudian dari agama para leluhur
sebelum datangnya Islam yang membawa agama tauhid.
Berbagai tradisi yang berasal
dari masyarakat jahiliyah dari generasi kegenerasi terus dipertahankan malah
ditumbuh kembangkan dengan dalih melestarikan adat budaya bangsa, dan agar
nampak seperti tradisi islam, maka diberi hiasan dan label islam seperti
dimasukkannya doa-doa bercirikan islam. Sehingga tanpa disadari oleh masyarakat
awam bahwa tradisi dari adat istiadat dan budaya yang selama ini dilakoni
mereka merupakan sesuatu yang tidak sesuai dan bertentangan dengan syari’at
islam. Karena didalamnya kalau tidak mengandung kesyirikan, pasti ia mengandung
kebid’ah –an.
Sekiranya tradisi adat istiadat
dan budaya tersebut tidak ada kaitannya dengan keyakinan kaum muslimin yang
notabene sebagai umat terbesar di negeri ini, maka tidaklah menjadi persoalan
.Namun karena tradisi adat istiadat dan budaya yang mewarnai kehidupan banyak
orang tersebut lebih menonjolkan segi-segi ritual dan perwujudan dari pengakuan
adanya suatu kekuatan yang diakui keberadaannya selain Allah, maka masalahnya
menjadi lain dan serius untuk diperhatikan. Sebab didalam tradisi adat istiadat
dan budaya tersebut menyentuh hal-hal yang bersifat sangat sensitif yaitu
adanya kandungan syirik dan bid’ah di dalamnya yang sangat terlarang dalam
islam.
Banyak contoh tradisi
dimasyarakat islam di negeri ini disemua tempat sebagai adat istiadat dan
budaya warisan yang terus dilestarikan keberadaannya meskipun di dalamnya penuh
diliputi ritual-ritual syirik berupa penyembahan kepada sesuatu selain Allah
Yang Maha Pencipta. Tradisi budaya yang mnerupakan pintu syirik tersebut antara
lain :
1. Tradisi Pesta Sedekah laut salah satu dari pintu syirik
.
Pesta/sedekah laut tersebut
dimaksudkan untuk memberikan sesembahan kepada makhluk halus/jin yang mereka sebut sebagai dewa penguasa laut
sebagai ucapan rasa syukur dan terimakasih atas rezeki yang diberikan kepada para
nelayan berupa hasil tangkapan. Selain itu juga dimaksudkan untuk meredam
kemarahan penguasa laut yang dapat membahayakan keselamatan para nelayan selama
melaut menangkap ikan. Memberikan sesajen juga sebagai persembahan kepada
penguasa laut agar hasil tangkapan para nelayan selama setahun kedepan akan
meningkat.
Pesta atau sedekah laut berasal
dari kepercayaan pemujaan dewi laut
serta dewi perikanan, dimana pemujaan tersebut agar nelayan mendapatkan hasil
tangkapan yang banyak., oleh penduduk pesisir yang terus dilestarikan dari generasi kegenerasi berikutnya meskipun
mereka menganut Islam.
2. Tradisi Pesta Sedekah Bumi
Masyarakat yang hidup dengan mata pencaharian
sebagai petani selepas dar panen dan menjelang musim tanam yang baru,
menyelenggarakan pesta sedekah bumi dengan menyelenggarakan keramaian berupa
pertunjukan wayang semalam suntuk. Didalam pesta sedekahbumi tersebut pen duduk
menyiapkan berbagai rupa sesajen.Sesajen tersebut dipersembahkan kepada yang
mereka sebut sebagai roh halus atau jin penguasa bumi sebagai bentuk rasa
terimakasih karena telah memberikan hasil bumi kepada mereka serta berharap
hasil bumi yang mereka usahakan akan
berlipat ganda, selain itu juga agar penduduk terhindar dari berbagai bentuk
bencana . Selain sesajen tidak ketinggalan disiapkan pula nasi tumpeng.Dalam
pemberian sesajen tersebut acara juga dilakukan ritual berupa pembacaan doa
yang bercampur dengan mantera-mantera.Dalam puncaknya acara ritual sedekah bumi
di akhiri dengan melantunkan doa bersama-sama oleh masyarakat setempat dengan
dipimpin oleh sesepuh adat. Acara ritual pesta sedekah bumi merupakan warisan
dari jahiliyah yang nyata-nyata mengandung syirik di dalamnya.
3.Tradisi Tumbal ( Mengorbankan
ternak hewan sembelihan )
Ritual mempersembahkan tumbal atau sesajen
kepada makhuk halus atau jin yang dianggap sebagai penunggu atau penguasa
tempat tertentu . Mereka meyakini makhluk halus tersebut memiliki kemampuan
untuk memberikan kebaikan atau menimpakan malapetaka kepada siapa saja,
sehingga dengan mempersembahkan tumbal atau sesajen mereka berharap dapat
meredam kemarahan makhluk halus itu dan agar segala permohonan mereka
dipenuhinya. Tumbal yang diberikan biasanya dalam bentuk hewan ternak yang
sengaja dikorbankan/disembelih dengan maksud sebagai persembahan kepada makhluk
halus atau jin yang diyakini sebagai
penunggu atau penguasa sesuatu tempat.
Pemberian tumbal yang dilakukan
antara lain :
a.Tumbal hewan ternak untuk
keperluan pembangunan proyek-proyek besar, seperti jembabatan, pelabuhan laut,
pelabuhan udara, gedung-gedung, stadion, menara-menara .Hewan ternak yang
dikorbankan sebagai tumbal dapat berupa
kerbau, sapi atau kambing yang disembelih yang kepalanya ditanamkan dalam lubang pada saat pemancangan
tiang utama yang tentunya dilakukan dengan upacara adat/ritual tertentu.
Selanjutnya diadakan selamatan dengan membacakan doa secara islami dengan
suguhan beruapa makanan dengan lauk pauk utamanya dari daging hewan tumbal.
2.Tumbal untuk kawah gunung
berapi. Dimana hewan yang dijadikan tumbal secara hidup-hidup dilemparkan
kedalam kawah bersama-sama dengan sesajen lainnya berupa makanan dan
buah-buahan sertahasil bumi lainnya, yang tentunya tidak ketinggalan pula nasi tumpeng.
Pemberian tumbal kepada makhluk
sebagai bentuk persembahan dan ketundukan./ketaatan kepada selain Allah adalah
merupakan pintu perbuatan syirik.
4.Tradisi Pesta Adat Tahunan
Pada setiap masyarakat suku dan daerah
memiliki pesta adat tahunan yang rutin oleh masyarakatnya. Belakangan tradisi
pesta adat tahunan tersebut dikaitkan penyelenggaraannya dengan peringatan dengan hari ulang tahun
Kabupaten atau kota. Sebagai contoh di beberapa kabupaten di Kalimantan Timur
seperti di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kutai Timur, Kabupaten Berau dan ditempat
lain, setiap penyelenggaraan peringatan hari jadi kabupaten diisi dengan
kegiatan utamanya pesta adat, dimana dalam pesta adat tersebut pasti
diselenggarakan upacara yang bersifat magis dan sakral serta sangat kental
dengan aroma peninggalan zaman nenek moyang yang mempunyai kepercayaan animisme
dan dinamisme serta tidak ketinggalan pula pengaruh agama hindu dan budha.
Dalam ritualnya tidak pernah ketinggalan yang namanya memberikan sesajen dan
bepalas benua, juga tarian-tarian belian memanggil roh-roh penguasa bumi.
Seluruh tokoh-tokoh atau para pemuka adat dari suku-suku di pedalaman aktif
terlibat dalam prosesi dan ritual penyembahan kepada yang mereka namakan
roh-roh ghaib/halus penguasa alam semesta agar para penduduk negeri dapat
diberikan perlindungan dari segala bentuk bencana sebagai akibat kemarahan yang
ditimbulkan oleh roh-roh jahat.
Segala macam aktifitas pesta
adat yang terkait dengan ritual pengakuan adanya kekuatan dan kekuasaan selain
Allah perbuatan syirik.
5.Tradisi Tepung Tawar &
Menabur Beras Kuning
Dibanyak tempat masyarakat mengenal pula yang
namanya tradisi budaya tepung tawar dan menabur beras kuning, dan konon tepung
tawar dan menabur beras kuning ini berasal dari kebudayaan nenek moyang
dizamannya animisme dan dinamisme. Tepung tawar ada yang dalam bentuk
menaburkan beras kuning dan ada pula dengan cara memercikkan air yang diberi
wewangian. Dengan tepung tawar tersebut dimaksudkan agar diberikan keselamatan
dan kesehatan serta juga dimaksudkan mengembalikan semangat kepada seseorang
.Upacara ritual pemberian tepung tawar ini dilakukan hampir pada setiap
kesempatan adanya acara-acara seperti menyambut kedatangan tamu yang dihormati,
menyambut orang-orang yang baru pulang haji, menyambut pengantin pria. Tepung
tawar juga tidak ketinggalan dilakukan pada saat memberikan nama kepada
bayi.Tradisi tepung tawar dan menabur beras kuning bagian dari perbuatan syirik
karena menganggap dengan tepung tawar dan menabur beras kuning akan mendapatkan perlindungan keselamatan dan
kesehatan, padahal yang berhak atas itu semua hanyalah Allah subhanahuy wa
ta’ala, sehingga perbuatan tepung tawar dan menabur berasa kuning termasuk
perbuatan syirik.
6. Tradisi Menyediakan Sesajen
Untuk Persembahan Kepada makhluk halus yang ditakuti.
Di banyak tempat di negeri ini masih banyak
dari penduduknya yang masih terikat
dengan tradisi memberikan sesajian (sesajen) kepada roh atau makhluk halus yang
diyakini sering menimbulkan bermacam
gangguan antara lain timbulnya penyakit pada seseorang yang tidak sembuh
. Untuk keperluan penyembuhan tersebut maka perlu diberikan sesajen. Para makhluk halus tersebut diyakini
bertempat tinggal dipohon-pohon besar dan tempat-tempat angker. Sesajen
biasanya disediakan dalam suatu keranjang yang disebut ancak dan ditempatkan/digantungkan
di pohon atau tempat-tempat dimana makhluk halus tersebut tinggal sebagai
penunggunya.
7. Tradisi Siraman/mandi Untuk
Calon Pengantin/Wanita Hamil
Siraman menurut sebutan dalam bahasa jawanya
dan mandi-mandi sebutan dalam bahasa banjar, merupakan upacara mandi bagi calon
mempelai wanita dan pria sebelum dilakukannya hari pernikahan, dimana
masing-masingh calon pengantin dimandikan dengan air bunga-bungaan oleh para
keluarga yang telah berfumur dan menguasai tata cara ritualnya.Upacara ritual
siraman atau mandi-mandi bagi calon pengantin ini dimaksudkan untuk
membersihkan jiwa dan raga dari segala bentuk kekotoran, agar begitu memasuki
perkawinan dalam keadaan suci dan bersih.Di dalam tradisi suku Banjar upacara
ritual mandi-mandi juga dilakukan terhadap wanita yang tengah hamil dengan usia
kandungan 6 -7 bln. Dikalangan masyarakat Jawa ritual seperti ini disebut
dengan tingkepan. Ritual ini dimaksudkan agar janin yang dikandung mendapatkan perlindungan
dan dapat lahir dengan selamat. Dalam ritual siraman atau mandi-mandi ini
tentunya tidak pernah dilupakan menyiapkan sesajen bagi para makhluk halus agar sipengantin atau perempuan yang hamil
yang menjalani prosesi mandi-mandi tidak mendapatkan gangguan sehingga selamat
sampai melahirkan.
( Wallahu’alam )
( Bersamsung ke bagian ke enam
)
1. Al-Qur’an dan Terjemahan, www.Salafi-DB.com
2. Kitab Hadits 9 Imam, www Lidwa
Pusaka .com
3.Fathul Majid ( Terjemahan ),Penjelasan Kitab Tauhid,Dyaikh Abdurrahman
Hasan Alu Syaikh,Penerbit Pustaka Azzam
4.Perilaku & Akhlak Jahiliyah,Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab
At-Tamimi, penerbit Pustaka Sumayah
5.Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Yazid bin Abdul Qadir Jawas,
penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i
6. Ayat-ayat Larangan dan Perintah dalam Al-Qur’an KH.Qomaruddin dkk,
penerbit Diponogoro
7. Ghuluw Benalu Dalam Ber-Islam Abdurrahman bin MNU’alla
Al-Luwaihiq,penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i
8. Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik H.Mahrus Ali,
penerbit Laa Tasyuki Press
9. Bahaya Mengekor Non Muslim Muhammad bin ‘Ali Adh Dhabi’I, penerbit Media Hidayah
Selesai disusun, Senin,
27 Dzulhijjah 1433H/12 Nopember 2012
( Musni Japrie )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar