Sebagaimana
diketahui dari catatan sejarah, bahwa nenek moyang bangsa Indonesia yang hidup
di dalam zaman jahiliyah samasekali tidak memiliki pengetahuan tentang agama
samawi . Mereka memeluk kepercayaan yang
dikenal dengan nama animisme dan dinamisme.Kemudian setelah berkuasanya
raja-raja dan masuknya agama Budha dan Hindu mereka beralih memeluk agama
tersebut sampai masuknya Islam ketanah air ini.
Semestinya
dengan dijadikannya Islam sebagai agama tauhid yang mengesakan Allah subhanahu
wa ta’ala maka segala bentuk kepercayaan
dan keyakinan yang ada sebelumnya baik
kepercayaan animisme, dinamisme, Budha dan Hindu telah ditinggalkan, begitu
pula segala bentuk tradisi yang bertentangan dengan tauhid.
Meskipun
Islam telah dijadikan pegangan oleh sebagian terbesar oleh masyarakat dinegeri
ini, namun sangat disayangkan ternyata dibanyak tempat oleh mereka-mereka baik
yang hidup di daerah pesisir mapun pegungungan, baik yang tinggal
dipelosok-pelosok sampai yang ada dikota-kota tradisi dan adat kepercayaan dari
zaman jahiliyah ( animisme dan dinamisme) masih banyak yang mewarnai kehidupan
keseharian mereka.
Betapa
banyak diantara mereka-mereka yang melaksanakan syari’at islam dalam
kesehari-hariannya seperti melakukan sholat 5 waktu, berpuasa dan syari’at
lainnya yang diperintahkan Islam, tetapi disamping itu juga mereka masih
akrab dan aktif pula melakukan
ritual-ritual tradisi warisan budaya dari nenek moyang yang sesungguhnya
sangatlah bertentangan dengan ajaran Islam.
Kepercayaan dan tradisi budaya warisan
leluhur
Mempertahankan
dan melestarikan kepercayaan nenek moyang dan leluhur yang hidup di abad-abad
yang lampau yang diwarisi secara turun
temurun tersebut sepertinya sudah menjadi kebutuhan untuk dilakukan dalam
kepentingan dan sarana meminta perlindungan dan pertolongan oleh sebagian
kalangan kaum muslimin sebagaimana yang dulu dilakukan orang-orang jahiliyah
yang aninisme.
Sesungguhnya
banyak sekali ragam tradisi adat istiadat dan budaya yang diwarisi dari leluhur
oleh berbagai ragam suku yang ada di negeri ini yang berkaitan dengan
kepercayaan atau keyakinan adanya sesuatu kekuatan ghaib yang mengatur alam
semesta ini. Mereka-mereka tersebut melakukan penyembahan-penyembahan kepada para dewa-dewa, jin-jin, gunung,
bebatuan, pepohonan dan apa saja yang sebenarnya termasuk makhluk yang
diciptakan oleh Allah Yang Maha Pencipta. Mereka-mereka tersebut mencintai dan
takut kepada apa yang disembahnya
Kepercayaan
para leluhur dan nenek moyang diabat-abad lampau tersebut tidak saja terbatas
kepada ruang lingkup penyembahan kepada makhluk selain Allah , tetapi
sebenarnya lebih luas lagi yaitu kepercayaan kepada adanya roh-roh orang-orang
sudah mati yang dapat dimintai pertolongan. Mereka juga sangat mempercayai
kepada dukun-dukun dan tukang sihir, mempercayai keampuhan jimat-jimat,
mempercayai adanya kesialan, mempercayai bahwa benda-benda mati mempunyai roh
yang dapat mendatangkan kemudharatan dan kebaikan, melakukan penyembelihan
hewan sebagai korban dan tumbal.
Kepercayaan
kepada adanya kekuatan gaib selain Allah tersebut diaplikasikan dengan melakukan berbagai
ritual-ritual adat yang terkait dengan kepercayaan mereka seperti ritual tolak
bala dan memberikan sesajen , tepung tawar dan banyak ritual-ritual lainnya
lagi yang menunjukkan keterikatan mereka dengan roh-roh dan jin. Apa saja
bagian dari kehidupan manusia sejak dari dalam kandungan hingga matinya tidak
pernah lepas dari berbagai ritual yang sebenarnya bersumber dari kepercayaan yang
berasal dari tradisi dan budaya nenek moyang yang jahilyah.
Cara
penyembahan yang dilakukan oleh mereka-mereka tersebut adalah dengan memberikan
sesajen serta tumbal pada tempat-tempat yang dianggap sebagai domisilinya
roh-roh dan para jin serta yang mereka namakan dewa-dewa.Seperti di laut,
sungai, danau, kolam, perigi atau selokan-selokan ). Ada pula yang
menggantungkan sesajen di pohon-pohon besar yang diyakini ada jin atau makhluk
halus penunggu pohon-pohon tersebut.
Adapula
yang percaya kepada kekuatan magis benda-benda pusaka seperti keris, tombak,
gamelan dll , yang untuk itu pada waktu-waktu tertentu diadakan ritual
penghormatan dengan memandikannya secara khusus, dapada malam-malam tertentu
diberikan bunga-2an dan dupa. Ritual dan penghormatan tsb dilakukan agar
sipemilik senjata pusaka terhindar dari malapetaka yang diakibatkan kekuatan
magis atau roh yang ada di benda-benda pusaka tersebut.
Kepercayaan
para leluhur atau nenek moyang yang digambarkan diatas selanjutnya terus
diwarisi secara turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya sampai kepada
generasi sekarang dengan nama tradisi adat dan budaya leluhur..
Berbagai
perilaku yang menunjukkan bahwa terus dipertahankannya tradisi adat dan budaya
berupa kepercayaan kepada selain Allah yang dilakukan oleh sebagian kalangan
kaum muslimin dinegeri ini antara lain:
1.Diselenggarakannya
berbagai pesta adat budaya yang bentuknya memberikan sesembahan beruapa sesajen
dan tumbal seperti pada pesta laut, pesta sedekah bumi, pemberian sesajen dan
tumbal pada kawah-kawah gunung, menggantungkan sesajen pada pohon-pohon besar
seperti pada pohon beringin.
2.
Dalam melakukan berbagai hajatan yang dilakukan oleh perorangan seperti pesta
perkawinan sampai kepada hajatan yang berkenaan dengan kelahiran atau yang
lainnya biasanya dilakukan pula berbagai ritual yang tidak ketinggalan
menyediakan sesajen.
3. Melakukan penyembelihan hewan ternak untuk
tumbal sebagai bentuk pengorbanan kepada makhluk yang dikuatirkan akan
menimbulan bencana dan malapetaka .Tumbal diberikan-biasanya pada acara-acara
peresmian pembangunan proyek-proyek jembatan, bendungan, jalan, pabrik dan
pembukaan tambang-tambang baru.
3.Mendatangi
kuburan-kuburan dan tempat tempat keramat dengan membawa bunga-bungaan lalu berdoa menyampaikan berbagai hajat .
4.Bernazar
di kuburan-kuburan dan tempat-tempat yang dianggap berkeramat.
5.Mendatangi
dan mempercayai dukun,para normal, orang-orang pintar serta tukang sihir untuk
keperluan pengobatan dan keperluan lainnya seperti memasang susuk, penglaris,
guna-guna, tahan terhadap senjata , ramalan dan lain-lain sebagainya.
6.Mempercayai
jimat sebagai pelindung diri dan jimat yang memiliki kemampuan yang bertuah.
7.Mempercayai
adanya hari, tanggal dan bulan yang mengandung kesialan seperti hari dan
tanggal kelahiran, bulan suro.
8.Mempercayai
akan datangnya kesialan dari tanda-tanda seperti suara burung, adanya ular yang
melintas yang di dalam Islam disebut sebagi tathoyur.
9.Melakukan
ritual-ritual tolak bala dengan tepung tawar pada berbagai upacara. Melakukan
ruwatan, menyiramkan air kembang yang sudah diberikan doa pada kendaraan agar
terhindar dari kecelakaan
10.Menyediakan
nasi tumpeng dalam berbagai ragam kegiatan seperti ulang tahun sebagai bentuk
wujud rasa syukur kepada sang pencipta ( ?) pada hal nasi tumpeng bagian dari
kepercayaan leluhur.
Sebenarnya
banyak lagi ragam bentuk perbuatan yang di akrabi oleh sebagian orang di negeri
ini yang merupakan kepercayaan warisan dari leluhur yang dianggap sebagai
tradisi adat dan budaya,namun bukan pada tempatnya untuk membahas masalah
tersebut secara terperinci.
Tradisi dan budaya nenek moyang yang
syirik
Mengapa
kebanyakan tradisi dan budaya nenek moyang yang melakukan ritual-ritual
sebagaimana yang digambarkan diatas dipandang dari kacamata tauhid disebut
syirik dan sangat dilarang untuk dilakukan oleh setiap muslim. Hal ini
disebabkan bahwa semua ritual ritual seperti
memberikan sesajen dan melakukan penyembelihan untuk keperluan ritual
adat tidak lain adalah bentuk kepercayaan adanya kekuatan yang ditakuti dan
disegani seperti jin sehingga diberikan
sesembahan agar jin tersebut tidak membuat mudharat serta memberikan manfaat
kepada mereka. Mereka-mereka yang melakukan ritual semacam itu dapat dipastikan
mempunyai motip agar mereka mendapatkan perlindungan dari marabahaya, terhindar
dari gangguan dan kemarahan makhluk gaib atau jin atau agar dapat memberikan
pertolongan dll sebagainya.Perilaku seperti ini sama saja artinya mereka-mereka
tersebut meyakini dan mempercayai bahwa
selain Allah ada pula sesuatu kekuatan lain yang sama kedudukannya dengan Allah
Subhana wa ta’ala . Padahal sesungguhnya
hanya Allah yang Maha Kuasa yang dapat memberikan perlindungan dan pertolongan.
Di
dalam syari’at islam telah digariskan bahwa seseorang yang menyamakan kedudukan
selain Allah sama dengan kedudukan Allah Subhana wa ta’ala berarti telah
mensekutukan Allah Yang Maha Esa atau
berbuat syirik. Meskipun mereka tidak langsung menyebutkannya atau tidak
langsung melakukan penyembahan, namun perilaku mereka jelas-jelas menunjukkan
bahwa mereka menyekutukan Allah Subhana wa ta’ala.
Menurut
Al-Qur'anul Karim bahwa umat islam wajib
untuk mengimani tauhid atau ke Esaan Allah Ta’ala, yaitu tauhid Rububiyah,
tauhid Uluhiyah dan tauhid Asma wal sifat.
Yang dimaksud dengan Tauhid Rububiyah adalah mengesakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam segala perbuatanNya, dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap makhluk. . Tauhid ini meliputi kepercayaan bahwa Allah lah yang menciptakan langit dan bumi serta seluruh alam semesta ini termasuk jin dan manusia. Hanya Allah lah yang menghidupkan dan mematikan, Hanya Allah lah yang mengatur seluruh alam semesta ini, hana Allah yang mengatur siang dan malam, hanya Allah lah yang memelihara alam semesta ini, hanya Allah lah yang memberikan pertolongan dan perlindungan, hanya Allah lah yang memberikan rezeki, hanyalah Allah lah yang dapat memberikan/mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan dan hanya Allah lah yang dapat memberikan/mendatangkan kemudharatan.
Yang dimaksud dengan Tauhid Rububiyah adalah mengesakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam segala perbuatanNya, dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap makhluk. . Tauhid ini meliputi kepercayaan bahwa Allah lah yang menciptakan langit dan bumi serta seluruh alam semesta ini termasuk jin dan manusia. Hanya Allah lah yang menghidupkan dan mematikan, Hanya Allah lah yang mengatur seluruh alam semesta ini, hana Allah yang mengatur siang dan malam, hanya Allah lah yang memelihara alam semesta ini, hanya Allah lah yang memberikan pertolongan dan perlindungan, hanya Allah lah yang memberikan rezeki, hanyalah Allah lah yang dapat memberikan/mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan dan hanya Allah lah yang dapat memberikan/mendatangkan kemudharatan.
Mengenai tauhid rububiyah/penciptaan ini sesuai dengan firman Allah ta’ala dalam
surah AzZumar (39) ayat 62:
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala
sesuatu.
Dalam surah Huud ayat 6 Allah ta’ala
berfirman :
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ
إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ
فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam
binatang itu dan tempat penyimpanannya [Semuanya tertulis dalam
Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
Selanjutnya dalam al-Qur’an surah Ali
Imran (3) ayat 26 Allah ta’ala berfirman :
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ
تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن
تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan
dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu
Begitu pula dalam al-qur’an surah
Ali Imran ayat 27 disebutkan firman Allah
تُولِجُ اللَّيْلَ فِي الْنَّهَارِ
وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ
وَتُخْرِجُ الَمَيَّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَن تَشَاء بِغَيْرِ حِسَابٍ
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau
masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan
Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup [191]. Dan Engkau beri rezki siapa
yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)".
Allah subhana wa ta’ala sangat tidak
menyukai dan Allah telah menafikan sekutu
atau pembantu dalam kekuasaan-Nya. Sebagaimana Dia menafikan adanya sekutu
dalam penciptaan dan pemberian rizki. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam
surah Luqman ayat 11 :
هَذَا خَلْقُ اللَّهِ فَأَرُونِي
مَاذَا خَلَقَ الَّذِينَ مِن دُونِهِ بَلِ الظَّالِمُونَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu
kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah.
Sebenarnya orang- orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.
Tradisi warisan leluhur bukan bagian dari syari’at Islam
Tradisi warisan leluhur bukan bagian dari syari’at Islam
Islam adalah agama tauhid yang
mengesakan Allah, islam hanya mengakui Allah sebagai yang maha esa dan tidak
ada sekutu baginya, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh
imam Bukhari dan Muslim
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ
اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ :
شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ
وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ
رَمَضَانَ. [رواه الترمذي ومسلم ]
Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin
Khathab"Islam didirikan diatas lima perkara yaitu bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke baitullah dan berpuasa pada bulan
ramadhan".(
Arba’in Imam An-Nawawi)
Al-Qur’an surah Al Baqarah (2) ayat 132 menyebutkan :
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ
وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلاَ تَمُوتُنَّ
إَلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada
anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku!
Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati
kecuali dalam memeluk agama Islam".
Dalam al-Qur’an surah Ali Imran (3)Ayat
102:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ
اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Islam itu memiliki aturan yang
sangat sempurna, yaitu al-Quran dan as-sunnah
kemudian memerintahkan umatnya dalam melaksanakan syari’atnya wajib
berpegang kepada keduanya. Sebagaimana yang di firmankan Allah ta’ala dalam
al-Qur’an surah Al Jaatsiyah (45) ayat 20a;
هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى
وَرَحْمَةٌ لِّقَوْمِ يُوقِنُونَ
Al Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang meyakini.
Kemudian dalam surah Luqman (31 )ayat 3- disebutkan
هُدًى وَرَحْمَةً لِّلْمُحْسِنِينَ
menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
berbuat kebaikan,
Dalam kitab Bulughul Maram Ibnu
Hajar Al-Ashqolani-Kitab Jami'disebutkan
dari Tamim al-Daary Radhiyallahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Agama
adalah petunjuk (bagi manusia)" -Beliau mengulangi tiga kali-. Kami
bertanya: Untuk siapa wahai Rasulullah?. Beliau bersabda: "(Petunjuk
manusia) untuk berbuat baik kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin
kaum muslimin, dan kepada umat islam pada umumnya."
Riwayat Muslim.
Islam itu secara lengkap sudah
mengatur tentang tata cara peribatan dan menolak cata peribatan selain yang
telah digariskan karena islam sudah sempurna sebagaimana firman Allah ta’ala
dalam surah al-Maidah ( 5 ) ayat 3 :
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ
وَالْدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللّهِ بِهِ
وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا
أَكَلَ السَّبُعُ إِلاَّ مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَن
تَسْتَقْسِمُواْ بِالأَزْلاَمِ ذَلِكُمْ فِسْقٌ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ
كَفَرُواْ مِن دِينِكُمْ فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ
لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ
دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ
اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,
darah], daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya [dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib
dengan anak panah (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada
hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab
itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa
terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Karenanya mengingat tradisi budaya
warisan leluhur dengan berbagai macam perilaku nya tersebut tidak bersesuaian
dan tidak sejalan dengan al-Qur’an dan as-Sunnah , maka ia harus ditolak dan
dijauhi oleh segenap umat muslim. Tradisi budata warisan leluhur bukan bagian
dari syari’ai islam sehingga tidak layak untuk dilestarikan.
Wajib bagi segenap anak manusia yang
telah mengikrarkan kesaksiannya tentang
ke maha Esaan Allah untuk hidup dan mati dalam islam sesuai
firman Allah ta’ala dalam al-Qur’an surah Al Baqarah (2) ayat 132:
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ
وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلاَ تَمُوتُنَّ
إَلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada
anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku!
Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati
kecuali dalam memeluk agama Islam".
Berikut ini beberapa firman
Allah berkaitan dengan tauhid
1. Surah Az Zukhruf (43) Ayat 28- :
وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي
عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
\
Dan (lbrahim a. s.) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal
pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu
Maksudnya: Nabi Ibrahim menjadikan kalimat tauhid sebagai pegangan
bagi keturunannya sehingga kalau terdapat di antara mereka yang mempersekutukan
Tuhan agar mereka kembali kepada Tauhid itu.
2.Surah Al Anbiyaa' (21) ayat 92-
إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً
وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu
semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Ak
3. Surah Al Mu'minuun (23) ayat 52 :
وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً
وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ
Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu
semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.
Melakukan ritual tradisi budaya
leluhur dengan mengharapkan perlindungan dan pertolongan adalah perbuatan yang
tersesat ,padalah Allah telah menunjukkan jalan yang benar dengan
bertauhid/mengesakan Allah sebagaimana yang difirman Allah dalam surah Al Baqarah (2) ayat 256 :
لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد
تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن
بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا
وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu
barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut [162] dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak
akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Allah ta’ala telah menyeru seluruh
hambanya kejalan tauhid sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an surah Yunus (10) ayat 25 “
وَاللّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ
السَّلاَمِ وَيَهْدِي مَن يَشَاء إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
685
Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki
orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam) [685].
Dalam surah Al Anfaal (8) ayat 8 Allah ta’ala berfirman :
لِيُحِقَّ الْحَقَّ وَيُبْطِلَ
الْبَاطِلَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ
agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang
batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak
menyukainya
Allah ta’ala berfirman dalam surah Ali
Imran (3) ayat 85:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ
دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidak- lah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi.
Akhirnya kepada segenap umat islam
umumnya dan khususnya kepada mereka-mereka
terbiasa melakukan ritual-ritual tradisi budaya warisan leluhur untuk
segera meninggalkan kebiasaan tersebut dan selanjutnya bertaubat karena telah berbuat kesyirikan kepada Allah.
Bertauhidlah secara benar, jangan dicampur adukkan dengan ritual tradisi budaya
warisan leluhur.Wallaahu ta’ala ‘alam
Loabakung, 12 Syawal 1437 Hijriah
Farabi al-Banjari
Sumber : 1. Al-Qur’an dan Terjemahan
, www.Salafi DB.4.0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar